Bandung (Antaranews Jabar) - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan keberadaan "Command Center" yang diharapan bisa ada di 27 kabupaten/kota dapat mewujudkan Provinsi Jawa Barat sebagai digital province.
"Layanan digitalisasi inipun sesuai dengan visi misi Jabar juara lahir batin yang inovatif, kolaborarif dan digital. Harapan kami ini diikuti oleh daerah lain di Jabar, sekarang baru ada lima, karena ini sejalan dengan visi Jabar digital province," katanya dalam siaran persnya di Bandung, Senin.
Hari ini, Wagub Jawa Barat meresmikan pengoperasian Command Center dan layanan kedaruratan Cirebon Siaga112, yang berlokasi di lantai 3 Pendopo Walikota Cirebon.
Hingga saat ini, telah ada lima daerah di Jabar yang memiliki layanan Command Center.
Cirebon Command Center menyajikan terkait info pajak, info BPHTB, sebaran reklame, ketersediaan kamar dan antrian unit rawat jalan di RSUD Gunung Jati, info perizinan hingga info Linmas yang terintegrasi dengan Polresta Cirebon.
Wagub menuturkan, ciri pemerintah yang baik adalah memiliki komunikasi efektif dengan masyarakat. Dengan program Command Center ini, akan memudahkan akses masyarakat Kota Cirebon terhadap layanan dari pemerintah.
"Program ini untuk meningkatkan komunikasi masyarakat dengan pemerintah, itulah ciri pemerintah yang baik karena program pemerintah diketahui oleh masyarakat dan keinginan masyarakat juga diketahui pemerintah," tuturnya.
Wagub meminta agar Pemkot Cirebon segera menyosialisasikan layanan Command Center dan Cirebon siaga112 kepada masyarakat agar dapat langsung mengaksesnya.
"Dengan hadirnya era digitalisasi Kota Cirebon sudah mengambil manfaat yang luar biasa," kata Uu.
Di kesempatan itu, Wagub Uu juga melaunching program Cirebon Matahatiku (Memantau Kota Penuh Bahagia dengan CCTV ku), launching program internet gratis di area pabrik dan program kantin kejujuran di SMPN 15 dan SDN Sida Mulya.
Penjabat (Pj) Walikota Cirebon, Dedi Taufik mengungkapkan, pembangunan Cirebon Command Center menghabiskan anggaran sebesar Rp2,581 miliar. Terdiri dari pembangunan design interior Rp867 juta dan untuk sarana penunjang Rp1,7 miliar.
"Dalam pelaksanaannya pun kami didampingi oleh TP4D Kejari Cirebon," ungkap Dedi.
Terkait layanan kedaruratan Cirebon siaga112, Dedi menjelaskan, sejak diujicobakan bulan Oktober ini, telah menangani 11 kejadian yang true call, diantaranya 7 kasus kebakaran, kasus kriminalitas, kasus PDAM bocor, kerusuhan antar supir di tol Palikanci dan kasus ibu melahirkan darurat.
"Alhamdulillah semuanya kami langsung tindak lanjuti sampai tuntas," ucapnya.
Selain dua program itu, pihaknya juga telah melaunching layanan digital seperti dashboard Cirebon satu data, dashboard e-Puskesmas, dashboard Jempol Cirebon dan pemasangan CCTV di area publik serta ACTS di sejumlah titik rawan.