Bandung (Antaranews Jabar)- Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, akan melakukan imunisasi setelah kejadian luar biasa atau Outbreak Response Immunization (ORI) di sejumlah kecamatan yang suspek difteri, untuk mengantisipasi penyebaran dan kembali munculnya penyakit tersebut.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Cianjur, Asep Helmiono, di Cianjur, Senin, mengatakan, tahun ini ada empat daerah yang ditemukan kasus difteri, Kecamatan Cidaun, Ciranjang, Bojongpicung, dan Pacet.
"Dari belasan orang yang suspek, beberapa orang diantaranya positif difteri. Tahun ini muncul lagi, dibeberapa kecamatan, meskipun tahun lalu hanya di Kecamatan Cikadu dan wilayah perkotaan," katanya.
Penanganan berupa pemberian imunisasi dan vaksin di daerah yang suspek akan dilakukan karena dikhawatirkan ada warga sekitar yang tertular karena masalah kekebalan tubuh akibat belum mendapatkan vaksin.
"Penyebaran difteri dapat terjadi melalui air liur, meskipun hanya terkena cipratan ketika penderita batuk atau bersin seperti halnya yang menimpa sejumlah pasien dari Cidaun, satu orang positif menular ke temannya. Sedangkan beberapa orang baru suspek belum positif difteri," katanya.
Dia menjelaskan, vaksinasi tersebut akan diberikan pada warga di usia 2 sampai 19 tahun karena rentang usia tersebut mudah tertular dan mengidap difteri. Sedangkan pemberian vaksin untuk usia lanjut, tetap diberikan guna mencegah penyebaran.
"Rencananya dalam waktu dekat segera akan dilakukan pemberian vaksin di empat wilayah tersebut dengan harapan dapat mengantisipasi menyebarnya difteri di sejumlah wilayah terutama di selatan," katanya.
Seperti diberitakan awal tahun 2018, tercatat 15 pasien difteri yang ditangani RSUD Cianjur, beberapa orang diantaranya dirujuk ke rumah sakit di Bandung karena jumlah penderita meningkat, sedangkan ruang isolasi terbatas.