"Angka tersebut belum sepenuhnya meyakinkan The Fed karena ada jeda penarikan data oleh pemerintah AS akibat shutdown (penutupan pemerintahan AS). Jadi, The Fed butuh data inflasi Desember, namun pelaku pasar sudah yakin The Fed akan menurunkan bunga tiga kali tahun depan, termasuk penurunan di awal tahun," ungkap dia.
Meninjau sentimen domestik, keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga tetap berada di level 4,75 persen, menambah kekhawatiran terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Mengacu pada target pertumbuhan ekonomi Indonesia, sebaiknya suku bunga diupayakan serendah mungkin. Namun, ada kepentingan BI menjaga stabilitas rupiah," ujar Rully.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat seiring data inflasi AS lebih lemah dari perkiraan
