Cirebon (ANTARA) - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis), Jawa Barat, tetap mempertahankan target kegiatan operasional berupa pemeliharaan serta normalisasi sungai di 60 lokasi pada 2025, meskipun dihadapkan dengan sejumlah kendala teknis di lapangan.
Kepala BBWS Cimancis Dwi Agus Kuncoro di Cirebon, Rabu, mengatakan hingga awal Oktober 2025 pihaknya sudah melaksanakan kegiatan di 55 lokasi yang tersebar di wilayah kerja sektor operasi dan pemeliharaan sungai.
“Dari Januari sampai saat ini sudah 55 lokasi. Nanti ke depan akan tambah lima lagi sehingga total 60 lokasi,” katanya.
Ia memastikan meskipun kondisi anggaran saat ini dalam suasana efisiensi, pihaknya tetap berkomitmen menuntaskan target tersebut.
Menurut dia, jumlah tersebut relatif sama dengan dua tahun terakhir, yakni BBWS Cimancis telah menangani 60 lokasi untuk pemeliharaan maupun normalisasi sungai.
Ia menjelaskan kegiatan tersebut meliputi pekerjaan berat seperti pengerukan sedimentasi dan normalisasi alur sungai, yang dilakukan secara rutin untuk menjaga kapasitas tampung sungai di wilayah kerja BBWS Cimancis.
“Jadi meski efisiensi anggaran, target tetap kami pertahankan,” ujarnya.
Meski begitu, Dwi tidak menampik adanya sejumlah kendala yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan, baik dari faktor internal maupun eksternal.
Ia menyebutkan proses regenerasi berjalan cukup lancar, meski terdapat tantangan lain berupa kerusakan alat berat yang memerlukan perawatan atau maintenance.
“Kendala internal salah satunya adalah beberapa operator alat berat kami yang memasuki masa pensiun, sehingga kami harus melakukan regenerasi,” ujarnya.
Untuk mengatasi keterbatasan alat, BBWS Cimancis melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk meminjam alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cirebon, BBWS Citarum.
“Langkah pinjam pakai ini kami lakukan agar pelayanan di lapangan tetap berjalan dan tidak terhenti karena kendala teknis,” katanya.
Sementara dari sisi eksternal, Dwi menyebut beberapa lokasi mengalami kesulitan akses karena alat berat tidak dapat masuk ke ruas sungai, akibat kondisi geografis dan belum adanya kesepakatan dengan pemerintah desa setempat.
“Di wilayah Cirebon bagian timur misalnya, ada beberapa titik yang sulit disepakati untuk menjadi akses masuk alat berat. Bukan penolakan, tapi perlu koordinasi lebih lanjut,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah daerah dapat berperan aktif dalam penyediaan akses alat berat untuk kegiatan normalisasi sungai, mengingat sedimentasi merupakan proses alamiah yang terus terjadi.
“Sedimentasi tidak bisa kita hentikan, jadi penting bagi semua pihak untuk memahami bahwa pemeliharaan sungai harus dilakukan secara berkala,” ucap dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BBWS Cimancis pertahankan target normalisasi sungai di 60 lokasi
