Cirebon (ANTARA) - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis), Jawa Barat, memperkenalkan inovasi pompa air tenaga surya sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan efisiensi pengelolaan irigasi di wilayah kerjanya.
Kepala BBWS Cimancis Dwi Agus Kuncoro, dalam keterangannya di Cirebon, Jabar, Selasa, mengatakan teknologi tersebut dirancang untuk membantu petani menghadapi musim kemarau serta mendukung masyarakat yang tinggal di kawasan rawan genangan.
Ia menjelaskan petani selama ini kerap terbebani biaya operasional tinggi akibat kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) serta listrik, untuk menggerakkan pompa air.
Dwi menegaskan pompa tersebut memiliki keunggulan utama berupa biaya operasional nol rupiah, karena memanfaatkan energi matahari melalui panel surya.
"Oleh karena itu, kami mengembangkan pompa air bertenaga surya agar operasi pompa bisa dilakukan tanpa biaya, atau full operation nol rupiah," katanya.
Menurut dia, sejumlah prototipe pompa kini telah dikembangkan dengan tingkat penyelesaian berbeda.
Ia mencontohkan prototipe pertama berupa pompa berukuran dua inci, telah selesai 100 persen dan mampu mengairi hingga tiga hektare sawah, terutama pada wilayah yang terdampak kekeringan panjang.
Prototipe kedua, kata dia, adalah pompa empat inci dengan progres 90 persen dan berkapasitas 18 liter per detik.
"Teknologi ini diharapkan berfungsi ganda, yakni mendukung irigasi sekaligus membantu pengendalian banjir kecil di permukiman," ujarnya.
Sementara itu, ia menyebutkan untuk pompa enam inci saat ini telah mencapai progres pengerjaan 80 persen dengan kapasitas 120 liter per detik.
Selain bebas biaya operasional, lanjut dia, komponen pompa juga diperkirakan memiliki umur pakai lima hingga sepuluh tahun sebelum memerlukan penggantian.
