Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengungkapkan pos pengaduan warga di Gedung Sate Bandung yang bernama Bale Pananggeuhan, menjadi wadah baru dalam melayani berbagai pengaduan publik.
Analis Kebijakan Utama Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setda Provinsi Jabar, Iip Hidajat, di Gedung Sate Bandung, Senin, menyebut Bale Pananggeuhan menggabungkan konsep pelayanan terpadu dan pengaduan publik.
Fasilitas ini, kata dia, sangat diarahkan dan diatensi oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, untuk benar-benar menjadi ruang yang hidup bagi masyarakat yang membutuhkan solusi atas berbagai persoalan, selain Lembur Pakuan (kediaman Dedi Mulyadi).
"Jadi tidak hanya di (Lembur) Pakuan Subang, tapi Gedung Sate juga difungsikan untuk melayani warga," kata Iip.
Iip menegaskan, di fasilitas ini, bahkan di seluruh ASN di lingkungan Gedung Sate diminta memberikan pelayanan terbaik, tanpa birokrasi berbelit.
Ia mengungkapkan, antusiasme warga di hari pertama operasional Bale Pananggeuhan Senin ini, menunjukkan tingginya harapan publik terhadap kehadiran pos pengaduan warga ini.
Setiap laporan masyarakat, kata Iip, akan ditindaklanjuti oleh instansi terkait, dengan target penyelesaian secepat mungkin.
"Pak KDM kan lari, ya kita juga harus lari. Kita dorong percepatan dan pelayanan maksimal. Ini bagian dari komitmen kita," tuturnya.
Diketahui, los pengaduan warga di Gedung Sate, dinamakan Bale Pananggeuhan yang terletak di pinggir Masjid Pemprov Jabar, bersifat satu pintu dan dikelola Setda Pemprov Jabar sebagai tempat pelayanan dan pengaduan bagi masyarakat Jabar dalam bidang kesehatan, pendidikan dan bantuan hukum.
Di Bale Pananggeuhan yang buka sejak pagi pukul 08.00 WIB-16.00 WIB dari Senin sampai Jumat, warga Jabar akan disambut oleh petugas yang berjaga di depan pintu sekaligus mengarahkan untuk mengambil nomor antrean.
Dikabarkan di hari pertamanya, Bale Pananggeuhan melayani hingga ratusan warga dari berbagai daerah. Warga Jabar pun hanya perlu mempersiapkan kartu keluarga (KK) dan KTP dan nantinya akan diarahkan sesuai keluhannya, yakni kesehatan, pendidikan, atau bantuan hukum.
Di hari pertama ini, usai menyampaikan aduan, para warga tak langsung pulang. Mereka dijamu dengan semangkuk Mie Kocok khas Bandung.
