Cirebon (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Jawa Barat, memprioritaskan perbaikan pengelolaan air lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur sebagai langkah mendesak untuk mengurangi pencemaran lingkungan di wilayah sekitar.
Kepala DLH Kota Cirebon Yuni Darti di Cirebon, Kamis, mengatakan dari tujuh kolam penampungan air lindi yang ada, dua diantaranya saat ini tertutup sampah sehingga tidak berfungsi optimal.
"Semua kolam kami perbaiki dan kolam penampungan di bagian bawah akan diperluas supaya air lindi tidak bercampur dengan aliran sungai saat musim hujan," katanya.
Pihaknya telah mengajukan anggaran sekitar Rp21 miliar kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) untuk membangun satu sanitary landfill baru dan meningkatkan pengelolaan air lindi.
Usulan itu, kata dia, sedang dibahas bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon agar dapat masuk dalam pengajuan APBD 2026.
Ia menuturkan DLH sudah menjalankan langkah jangka pendek, seperti menutup sampah dengan tanah sesuai arahan Menteri Lingkungan Hidup, memperbaiki kolam dan saluran lindi yang bocor, serta menutup sumur-sumur warga yang tercemar sejak dua tahun lalu.
Sebagai pengganti, pihaknya membangun sumur bor di sejumlah titik dan memeriksa kualitas airnya setiap enam bulan sekali.
"Di RT 1 Kelurahan Argasunya kami sudah buat sumur bor baru dan ada rencana tambahan dua titik lagi dari Wakil Wali Kota Cirebon. PDAM juga menyalurkan air seminggu sekali dengan toren di lokasi," ujarnya.
