Garut (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut, Jawa Barat menurunkan tim untuk memverifikasi data terkait dugaan adanya 11 ribuan anak usia pelajar yang tidak melanjutkan sekolah untuk mengetahui penyebab dan selanjutnya diupayakan solusinya.
"Makanya kita verifikasi, benar atau enggak data itu," kata Pelaksana Tugas Kepala Disdik Kabupaten Garut Asep Wawan di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, berdasarkan data dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) ada 11 ribuan anak yang tidak melanjutkan sekolah karena keluar, atau tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi seperti SMP dan SMA sederajat.
Data tersebut, kata dia, dinilai cukup banyak dengan jumlah anak sekolah di Kabupaten Garut yang tercatat untuk tingkat SD sebanyak 269 ribu dan SMP sebanyak 106 ribu yang tersebar di 42 kecamatan.
"Data itu ada yang DO (drop out), LTM (lulus tidak melanjutkan), dari SD ke SMP tidak melanjutkan, dari SMP ke SMA tidak melanjutkan," katanya.
Ia menyampaikan data yang dilaporkan itu tentu menjadi perhatian serius pemerintah daerah untuk segera mencari permasalahan dan solusinya agar anak tetap menempuh pendidikan sampai tuntas.
Upaya mengetahui persoalan itu, kata dia, maka tim dari Disdik Garut dan juga seluruh koordinator wilayah pendidikan menelusuri untuk menemukan data tersebut.
"Setelah yakin ada, baru dikonfirmasi penyebabnya apa, setelah tahu masalahnya nanti kita lakukan langkah untuk mengantisipasi itu," katanya.
Menurut dia persoalan anak tidak melanjutkan sekolah itu diduga bisa disebabkan karena faktor ekonomi, namun bisa juga ada persoalan lain seperti jarak tempuh.
Disdik Garut selama ini terus berupaya mendorong masyarakat agar terus semangat sekolah, melanjutkan pendidikan ke sekolah yang lebih tinggi, dan apabila ada hambatan maka pemerintah akan mencarikan solusinya.
"Kita cari solusinya kalau memang data tersebut benar adanya, ya kita antisipasi," katanya.
