“Museum kaya dengan informasi, literasi, dan artefak. Apalagi, dengan tata pamer yang menarik, saya harap makin banyak pengunjung yang datang ke museum,” ujarnya.
Selain pameran, ia menekankan pentingnya verifikasi dan kurasi ulang koleksi museum agar tiap benda pusaka memiliki narasi yang kuat.
“Jangan sampai catatannya ada, tapi barangnya tidak ada, hilang atau terbakar. Kita harus pastikan apakah benda itu asli, dari zaman apa, dan apa maknanya,” katanya.
Ia berharap narasi benda pusaka bisa terus dikembangkan menjadi kekayaan intelektual, seperti dijadikan suvenir, replika, hingga ornamen dalam produk kreatif, seperti gim, film, dan busana.
“Nah, ini yang kita kembangkan ke depan. Jadi, bukan hanya artefak yang mati, tapi artefak yang hidup, dia dinamis,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenbud pamerkan 238 benda pusaka dari 26 museum di Indonesia
