Bandung (ANTARA) - Orang tua murid dari para siswi disabilitas yang tinggal di asrama putri di Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel (PPSGHD) Dinsos Jabar, Cimahi, mengaku kecewa atas aksi pengosongan fasilitas tersebut pada Selasa (22/7).
Asep Sudrajat (52), orang tua dari siswi kelas VI SLBN A Pajajaran Bandung bernama Kristina mengatakan pengosongan oleh pihak terkait sehari menjelang perayaan Hari Anak Nasional (HAN) tersebut, terasa ada unsur pemaksaan dan tidak manusiawi, tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Kalau dari Dinas Sosial, menurut saya sangat tidak manusiawi. Anak saya masih sekolah, tapi waktu pulang ke asrama barang-barangnya sudah dikeluarkan begitu saja," ujar Asep saat ditemui di SLBN A Padjajaran Bandung, Selasa.
Asep mengatakan baru mendapat pemberitahuan dari sekolah pada sore hari bahwa anaknya harus segera dijemput, tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai alasan pengosongan asrama putri tempat anaknya tinggal selama tiga tahun terakhir.
Saat tiba di lokasi, lanjut dia, seluruh barang milik anaknya sudah diletakkan di luar asrama tanpa pengawasan.
"Saya bingung. Siapa yang ngeluarin barang-barang ini? Dari pihak mana? Tidak ada pemberitahuan sama sekali. Ini anak sedang bersekolah dan tinggal di asrama dengan pengawasan yang baik," ujarnya.
Asrama tersebut, kata Asep, selama ini memberikan dampak positif terhadap perkembangan anaknya, baik secara mental maupun dalam hal kedisiplinan.
Mengingat selain mendapatkan pendidikan agama dan pengawasan, anaknya juga merasa aman dan lebih stabil ketika tinggal di sana.
