Padahal, menurutnya, dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, konsumsi teh dalam negeri sebenarnya sudah cukup tinggi. Namun produksi nasional hanya sekitar 90 ribu ton per tahun.
“Kalau satu orang minum satu gram saja, teh kita masih kurang. Kita malah terpaksa impor teh kualitas bagus dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan,” ujarnya.
Menurut Dadan, permasalahan di industri teh terjadi mulai dari hulu hingga hilir. Di tingkat petani, produktivitas masih rendah, sementara akses pembiayaan dari perbankan juga sulit didapat.
“Ketika kami ajukan KUR (Kredit Usaha Rakyat, Red) dan sebagainya, terasa berat karena teh dianggap tidak menjanjikan secara ekonomi,” katanya pula.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Komeng sebut Tea Fest 2025 dorong industri teh nasional mendunia
