Cirebon (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Jawa Barat, menghadirkan maskot baru berbentuk udang dengan nama Athara sebagai upaya memperkuat promosi sektor pariwisata daerah tersebut berbasis budaya lokal.
Kepala Disbudpar Kota Cirebon Agus Sukmanjaya mengatakan Athara merupakan akronim dari Anak Pantai Utara, yang didesain sebagai ikon representatif untuk Cirebon yang dikenal luas sebagai Kota Udang.
“Maskot ini kami hadirkan untuk mendukung promosi pariwisata Cirebon agar lebih kuat, berkarakter, dan mudah dikenali,” kata Agus di Cirebon, Jumat.
Menurut dia, desain Athara juga menampilkan ornamen khas Cirebon berupa motif batik Mega Mendung yang melekat di bagian kepala, tangan, dan tubuh maskot.
Ia menjelaskan ornamen tersebut memperkuat citra budaya lokal Cirebon, yang kaya nilai sejarah dan tradisi serta menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Maskot ini bisa digunakan oleh berbagai pihak seperti pelaku usaha, komunitas, hingga institusi pemerintah dalam kegiatan promosi,” ujarnya.
Ia mengatakan agar penggunaannya terarah dan berkelanjutan, Disbudpar saat ini tengah menyusun Peraturan Wali Kota (Perwal) terkait pemanfaatan Athara dalam kegiatan resmi maupun non-resmi.
Selain itu, kata dia, sedang disiapkan pula Perwal mengenai penerapan arsitektur khas Cirebon, seperti bentuk Gapura Candi Bentar di ruang-ruang publik kota.
“Langkah ini bagian dari turunan Perda Pemajuan Kebudayaan, termasuk pengaturan ruang seni dan budaya di sekolah, perkantoran, restoran, serta kafe,” katanya.
Ia meyakini dengan penguatan promosi, target kunjungan 2,6 juta wisatawan di Kota Cirebon pada 2025 bisa terealisasi.
Sementara itu, Wali Kota Cirebon Effendi Edo menyambut baik kehadiran Athara yang dinilainya dapat memperkuat citra dan identitas Kota Cirebon dalam bidang pariwisata.
Ia berharap maskot tersebut dapat menjadi ikon yang dikenal masyarakat luas serta memperkuat posisi Cirebon, sebagai destinasi wisata unggulan di tingkat nasional maupun internasional.
“Maskot ini akan menjadi simbol kota yang dapat digunakan dalam berbagai kegiatan, sekaligus mengenalkan Cirebon secara luas,” ujar dia.
