Cirebon (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Jawa Barat, menggandeng Indonesia Hidden Heritage Creative Hub (IHHCH) untuk mengembangkan Museum Topeng melalui pelatihan manajemen serta penguatan sumber daya manusia.
Kepala Disbudpar Kota Cirebon Agus Sukmanjaya di Cirebon, Kamis, mengatakan kolaborasi ini menjadi langkah awal untuk mengembangkan museum menjadi bagian dari industri kreatif, sehingga keberadaannya tidak hanya sebagai tempat penyimpanan koleksi budaya.
“Kami ingin museum tidak menjadi beban APBD, tetapi bisa tumbuh sebagai industri yang punya pasar. Museum Topeng menjadi prioritas awal pendampingan ini,” katanya.
Ia menjelaskan pendampingan yang diberikan IHHCH meliputi pelatihan pengelolaan museum, penguatan jejaring, serta perencanaan program agar museum dapat terhubung dengan asosiasi permuseuman nasional maupun internasional.
Museum Topeng dipilih, kata dia, karena dinilai memiliki nilai budaya tinggi serta selama ini aktif mempromosikan kesenian topeng Cirebon, namun perlu diperkuat dari sisi manajerial dan kelembagaan.
“Kita ingin museum seperti ini naik kelas. Jadi bukan hanya soal koleksi, namun bagaimana pengelolaannya profesional dan bisa mandiri,” ujarnya.
Selain Museum Topeng, Disbudpar juga menyiapkan pendampingan untuk museum swasta lainnya di lingkungan Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan agar dapat didaftarkan secara resmi ke kementerian terkait.
Agus menuturkan pendaftaran baru bisa dilakukan karena Museum Topeng Cirebon sendiri baru terdaftar secara nasional pada awal 2025, setelah berdiri tahun lalu.
“Momentum ini kami manfaatkan untuk bantu museum-museum swasta ikut masuk ke sistem registrasi nasional,” ucapnya.
Ia mengatakan museum di lingkungan keraton pun memiliki potensi sebagai destinasi edukasi, karena menyimpan banyak benda bersejarah maupun naskah kuno.
Melalui pendampingan ini, Agus berharap museum di Kota Cirebon mampu bertransformasi menjadi pusat edukasi dan interaksi budaya yang aktif serta berdaya saing.
“Museum-museum keraton menyimpan banyak koleksi berharga, termasuk topeng, benda pusaka, dan naskah kuno, yang potensial untuk dikembangkan melalui kurasi, registrasi, hingga digitalisasi,” ucap dia.