Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga beras pada Februari 2025 di level penggilingan mengalami penurunan sebesar 10,44 persen secara tahunan (year on year) dari semula Rp14.118 per kilogram menjadi Rp12.784 per kilogram.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin menjelaskan, angka tersebut merupakan rata-rata harga beras yang didapat dari semua level kualitas di seluruh wilayah Indonesia.
"Harga beras yang kami sampaikan merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia," jelasnya.
Adapun secara bulanan, disampaikannya harga beras di penggilingan hanya turun sebesar 0,09 persen dari semula Rp12.796 menjadi Rp12.784.
Sementara untuk harga beras di tingkat grosir mengalami penurunan secara tahunan sebesar 4,58 persen menjadi Rp13.604, dan di tingkat eceran turut turun 2,63 persen dibanding tahun lalu ke angka Rp14.708.
"Di tingkat grosir terjadi inflasi sebesar 0,32 persen secara month to month, dan terjadi deflasi 4,58 persen secara year on year. Di tingkat eceran, terjadi inflasi sebesar 0,26 persen secara month to month, dan terjadi deflasi 2,63 persen secara year on year," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan untuk penggunaan lahan baku sawah (LBS) pada tahun 2024, pihaknya menggunakan data dari Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN Tentang Penetapan Luas Lahan Baku Sawah Nasional, dengan total lahan mencapai 7.384.341 hektare.