Antarajabar.com - Pertumbuhan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendorong peningkatan penjualan mobil niaga di Indonesia.
"Penjualan mobil niaga terus tumbuh seiring dengan peningkatan sektor usaha, khususnya di sektor usaha kecil dan menengah termasuk tahun 2016," kata Presiden Direktur Tata Motor Distribusi Indonesia Biswadev Sengupta di Bandung, Kamis.
Menurut Biswadev, persaingan pasar mobil niaga kian ketat dengan peningkatan penyerapan pasar kendaraan itu, khususnya untuk ukuran kecil yang menjadi andalan bagi para pelaku UMKM dalam menunjang operasional usahanya.
Ia menyebutkan, Tata Motor membidik pertumbuhan penjualan kendaraan pada tahun 2016 ini tumbuh sebesar 35 persen dibandingkan tahun 2015 lalu. Pertumbuhan penjualan akan ditopang oleh mayoritas penjualan kendaraan jenis niaga.
Selain membidik sektor jasa di perkotaan, pabrikan otomotif asal India itu juga membidik komunitas UMKM, perkebunan dan pertanian.
"Salah satunya di Jawa Barat terdapat banyak komunitas perkebunan dan pertanian, seperti Bandung dan Cirebon. Untuk itu kami fokuskan penjualan mobil niaga di kawasan itu," katanya.
Biswadev Sengupta mengatakan optimistis itu berdasarkan dari pertumbuhan penjualan Tata Motor tahun lalu yang juga tumbuh sebesar 32 persen, meskipun secara umum pasar otomotif justru turun sebesar 16 persen.
"Di Indonesia tahun lalu pasar otomotif turun, hingga 16 persen, tapi TMDI justru berhasil mencatat pertumbuhan sebesar 32 persen. Kami yakin tahun ini akan tumbuh 35 persen meskipun pasar otomotif juga masih belum benar-benar pulih," katanya.
Pihaknya membuka layanan terpadu di Bandung kemudian sebulan kemudian menyusul di Cirebon.
"Jabar merupakan pasar potensial bagi penjualan kendaraan niaga. Bukan hanya bagi pembangunan infrastruktur namun juga dengan tingginya pelaku UMKM," katanya.
Sementara itu Eddy Tjoa, Direktur Utam PT Pratama Transindo, sebagai dealer resmi penjualanan di wilayah Jabar, mengatakan penjualan kendaraan niaga di wilayah Bandung ditargetkan mencapai 300 hingga 500 unit hingga akhir tahun. Sementara untuk wilayah Cirebon ditargetkan separuhnya.