Cianjur (ANTARA) - Petugas gabungan mencatat korban pergeseran tanah di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terus bertambah menjadi 278 kepala keluarga karena curah hujan masih tinggi dengan intensitas lebih dari dua jam setiap harinya.
Kepala Desa Waringinsari Nadir Muharam Abdurahman saat dihubungi, Jumat, mengatakan puluhan kepala keluarga korban pergeseran tanah di wilayahnya masuk dalam penambahan dengan kategori terancam dan mulai terjadi keretakan di bagian dinding rumah seiring curah hujan yang tinggi selama tiga hari terakhir.
"Kerusakan rumah bertambah di Kampung Bobojong, Sukarama, dan Cimanggu, di mana sebagian besar warga masih bertahan di rumahnya masing-masing karena kategorinya terancam, namun saat hujan turun mereka mengungsi ke rumah saudaranya," kata Nadir.
Dia menjelaskan, ratusan rumah rusak di Desa Waringinsari sudah dilaporkan ke BPBD Cianjur dan dilakukan pendataan ulang dari Dinas Perumahan dan Pemukiman Cianjur beberapa pekan lalu untuk mendapatkan bantuan perbaikan dari pemerintah pusat.
Pihaknya sudah membuat laporan terbaru ke Dinas Perumahan dan Pemukiman Cianjur terkait penambahan rumah yang rusak, di mana data tersebut sudah dikirimkan dengan harapan menerima bantuan stimulan dari pusat.
Sementara saat ini ratusan kepala keluarga korban pergeseran tanah di wilayah tersebut mengeluhkan susahnya mendapatkan air bersih karena saluran induk air ke sejumlah kampung di Desa Waringinsari rusak parah akibat pergerakan tanah.
"Saluran air tersebut mengairi hampir seluruh kampung di desa kami, sehingga mengancam pertanian warga, termasuk sawah warga yang saat ini sedang masa tanam dan masa pemeliharaan. Proses perbaikan dilakukan secara gotong-royong oleh warga," katanya.
Korban pergeseran tanah di Takokak bertambah jadi 278 KK
Jumat, 27 Desember 2024 20:10 WIB