Wanita mandiri dan disiplin
Amarawati banyak belajar dari ibunya mengenai bagaimana menjadi wanita yang mandiri dan disiplin sejak usia belia. Kendati memegang jabatan penting baik di organisasi maupun politik, Emma tidak pernah memanjakan atau memberikan perlakuan istimewa kepada anaknya.
Soal kedisiplinan, Amarawati mengaku bahwa Emma adalah orang yang disiplin soal waktu. Amarawati bercerita suatu hari ia terlambat berangkat ke kampusnya di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung yang kini bernama Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Agar tidak terlambat kuliah, ia meminta Emma untuk diantarkan menggunakan mobil. Emma lantas menolak dengan tegas untuk mengantarkan putrinya itu dan menyuruh dia untuk naik oplet.
"Kamu minta dianterin? Kamu mau diomongin oleh orang se-Bandung? Tuh naik oplet, enggak boleh pakai mobil dinas. Kamu sudah besar, harus punya akal sendiri," tutur Amarawati menirukan perkataan ibunya di hari itu.
Selain disiplin, Emma mendidik anaknya untuk mandiri dan bekerja keras dengan kemampuan yang dimiliki. Dari didikan sang ibu, Amarawati pun belajar menjadi perempuan yang mandiri dan bertanggung jawab.
"Beliau mengajari kepada saya itu pokoknya harus benar jadi orang, harus bisa mandiri. Kalau kita, misalnya, susah jangan minta sama saudara, kamu kerja," kata Amarawati.
Kisah hidup Emma Poeradiredja tidak hanya mencerminkan semangat perjuangan dan pengabdian pada bangsa, tetapi juga menjadi pelajaran bagi generasi muda, khususnya para perempuan Indonesia.
Prinsip hidup bekerja keras, mandiri, dan disiplin tidak hanya menginspirasi Amarawati tapi juga patut dijadikan teladan generasi muda yang kini mengisi kemerdekaan.
Editor: Achmad Zaenal M
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Memupuk nasionalisme dan kemandirian dari perjuangan Emma Poeradiredja
Spektrum - Memupuk nasionalisme dan kemandirian dari perjuangan Emma Poeradiredja pendiri Pasundan Istri
Oleh Farhan Arda Nugraha Rabu, 13 November 2024 20:40 WIB