Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar mencermati hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) yang belum pasti.
IHSG dibuka menguat 3,19 poin atau 0,04 persen ke posisi 7.495,12. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,60 poin atau 0,07 persen ke posisi 920,73.
"IHSG berpotensi sideways (mendatar) seiring hasil Pemilihan Umum (Pemilu) AS yang belum diketahui dengan pasti dan potensi cut rate The Fed di pekan ini," ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Rabu.
Dari Asia Pasifik, pelaku pasar tetap melangkah hati-hati menjelang keputusan kebijakan moneter The Reserve Bank of Australia (RBA) secara luas yanh diperkirakan untuk mempertahankan suku bunga tunai sebesar 4,35 persen.
Dari mancanegara, di tengah ketegangan pasar menantikan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS), serta pasar juga memperhatikan dominasi partai di Kongres.
Selain itu, pelaku pasar juga menantikan keputusan suku bunga acuan dari The Fed pada Kamis (07/11), yang mana CME Group’s FedWatch Tool menunjukkan hampir pasti ada pemangkasan suku bunga sebesar 0,25 persen setelah penurunan setengah poin pada September 2024 lalu.
Sementara itu, bursa saham AS Wall Street pada perdagangan Selasa (05/11) kemarin, indeks S&P 500 melonjak 1,23 persen ditutup di 5.782,76, indeks Nasdaq melesat 1,43 persen menjadi 18.439,17, dan indeks Dow Jones meningkat 1,02 persen ke level 42.221,88.
Penguatan ini terjadi seiring dengan ketegangan pasar yang menantikan hasil dari persaingan ketat antara mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Di sisi lain, saham Nvidia naik 3 persen, sedangkan Tesla meningkat 4 persen, dengan keduanya diperkirakan tetap kuat terlepas dari hasil Pilpres AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG berpotensi mendatar seiring pasar cermati hasil Pilpres AS