Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melakukan berbagai cara untuk mengurangi pengiriman volume sampah ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Sarimukti yang kini hampir melebihi kapasitas (overload).
"Kami menghadapi situasi yang sangat genting, dan berbagai strategi sudah kami rancang untuk periode Oktober hingga November 2024. Termasuk optimalisasi fasilitas pengolahan sampah di tingkat kelurahan dan TPS," kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Sopyan Hernadi di Bandung, Rabu.
Baca juga: Pemprov Jabar batasi sampah ke Sarimukti dan dorong pengelolaan mandiri
Sopyan mengungkapkan pihaknya kini tengah melakukan aksi pengurangan sampah dengan beberapa langkah konkret antara lain, optimalisasi maggotisasi di 151 kelurahan dengan kapasitas pengolahan 350 kilogram sampah per hari, pemanfaatan mesin gibrig di tujuh TPS hingga penggunaan teknologi pengolahan sampah di TPST Batununggal.
“Targetnya, ritase yang semula 172 rit per hari harus dikurangi menjadi 140 rit per hari mulai 1 Desember 2024,” kata dia.
Dia juga mengungkapkan tentang rencana pengembangan delapan lokasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Bandung. Fasilitas ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.
"Jika semua fasilitas ini berfungsi sesuai rencana, mereka dapat mengolah sampah sebesar 559 ton per hari, dengan residu yang dibuang ke TPA hanya sebesar 20 persen. Ini berarti sebanyak 447 ton atau setara dengan 79 ritase per hari dapat dikurangi dari sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti pada awal 2026," katanya.