Bandung (ANTARA) -
Menurut Dedi, saat ini kampanye sudah mengarah pada kampanye hitam dengan isu-isu agama, mendaur ulang berbagai berita lima tahun lalu termasuk menimpa dirinya. Namun dia memandang itu sebagai stimulus bagi siapapun agar lebih waspada dalam menghadapi kampanye yang sudah hampir memasuki pertengahan.
"Kampanye hitam itu bagi saya obat vitalitas dan bagi kami adalah bagian stimulus, dan mungkin juga seluruh pasangan, untuk waspada. Kami sendiri silahkan aja mereka mengangkat isu SARA yang dimuat atas nama agama atau apapun. Tetapi ingat bahwa lama-lama tidak akan dipercaya rakyat jika terus melakukan seperti itu," kata Dedi usai konsolidasi Gedindra di Bandung, Sabtu.
Dedi juga mengungkapkan bahwa dia yakin rakyat Jabar sudah memiliki kecerdasan dan hati nurani untuk menentukan pilihannya di 27 November 2024 mendatang.
Terkait konsolidasi Gerindra Jabar yang mengumpulkan seluruh kader dan calon yang akan bertarung di Pilkada berbagai tingkatan se-Jabar, Dedi yang juga merupakan Wakil Ketua Dewan Pembina, mengatakan, kegiatan ini untuk mensinergikan seluruh jaringan sampai tingkat kewilayahan.
"Sinergitas itu, untuk mendorong, menyatukan, mengokohkan kekuatan partai dalam memenangkan pemilihan gubernur, bupati dan walikota di Jawa Barat," ucap Dedi.
Sementara itu, Ketua DPD Gerinda Jabar Amir Mahpud setelah konsolidasi ini optimistis Dedi dengan pasangannya Erwan Setiawan bisa memperoleh hasil baik di Jabar, dengan berkaca dari hasil sejumlah lembaga survei yang merilis data kemenangan pasangan ini pada kisaran 70-80 persen.
Meski begitu, Amir mengatakan akan terus menggelar konsolidasi ke semua kabupaten/kota di Jabar untuk memperkuat hasil survei tersebut sehingga bisa terealisasi saat pencoblosan nanti.
"Saya sendiri akan roadshow ke seluruh wilayah untuk menyampaikan dan memotivasi untuk bagaimana Kang Dedi ini elektabilitasnya terus meningkat," tutur Amir.