Antarajabar.com - Kesepakatan mengenai masalah nuklir Iran menyeimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat dalam perundingan, kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad-Javad Zarif di Teheran pada Ahad (9/8).
"Dalam kesepakatan itu, tak ada pihak yang memaksakan keinginannya pada pihak lain. Jika tidak, itu tak bisa disebut kesepakatan tapi dokumen penyerahan diri," kata Zarif.
Menurut resolusi Dewan Keamanan PBB belum lama ini, dan berdasarkan Rencana Aksi Gabungan Menyeluruh (JCPOA), Iran takkan lagi dilarang bekerjasama dengan negara lain dalam kegiatan nuklir damai. Tapi negara lain malah didorong untuk berhubungan dengan Iran mengenai kegiatan tersebut, katanya.
Selain itu, Iran tidak lagi dilarang untuk melanjutkan program rudalnya kecuali bagi sebagian pembatasan dan jangka waktu tertentu, katanya.
Kesepakatan tersebut juga mengatakan bahwa kasus nuklir Iran tak lagi menjadi agenda Dewan Keamanan PBB, dan kasus itu akan ditutup setelah 10 tahun, kata Zarif, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Ia menambahkan kesepakatan tersebut dapat mengungtungkan semua pihak.
Sementarai tiu Kepala Organisasi Energi Atom Iran Ali-Akbar Salehi pada Ahad mengatakan bahwa meskipun Iran menerima bagi sebagian pembatasan atas program nuklirnya di JCPOA, Teheran takka membatasi kegiatan nuklir damainya.
Iran takkan pernah memperkaya uranium ke tingkat senjata 90 persen dan bertujuan memperkuat Kesepakatan mengenai Anti-Penyebaran Senjata Nuklir (NPT) dalam kerangka kerja itu, katanya.
Sebagai salah satu anggota Badan Tenaga Atom Interionasl (IAEA), Iran telah menerima baik pemeriksaan oleh pengawas nuklir PBB tersebut mengenai program nuklirnya selama tiga daawarsa belakangan, dan akan tetap berkomitmen pada peraturan dan instruksinya.
Abbas Araqchi, perundingan senior nuklir Iran, juga mengatakan ia mendukung kesepakatan nuklir belum lama ini dengan semua kapasitasnya.
Pengayaan nuklir Iran disahkan melalui resolusi Dewan Keamanan PBB belum lama ini, dan resolusi itu juga menyetujui pencabutan sanksi atas Iran. Itu adalah prestasi penting dari kesepakatan Iran, kata Araqchi.
Kesepakatan bersejarah tersebut, yang dicapai oleh Iran dan kelompok P5+1 --Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Tiongkok, dan Rusia ditambah Jerman-- di Ibu Kota Austria, Wina, pada 14 Julim diperkirakan akan menempatkan Iran di jalur diringankannya sanksi dengan pembatasan lebih ketat atas program nuklirnya.