Mandiri energi dengan mengolah kotoran sapi
Sabtu, 17 Agustus 2024 17:04 WIB
“Biogas ini dimanfaatkan untuk kebutuhan energi sehari-hari, menjadikan peternakan kami lebih produktif sekaligus berkelanjutan,” kata penyuluh koperasi itu, Jhon Nais, kepada ANTARA.
Di peternakan tersebut telah terpasang instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)-biogas, sebuah terobosan yang menempatkan KSU Nugraha Jaya sebagai pelopor dalam penerapan prinsip zero waste di Kabupaten Kuningan.
Para peternak di sini memanfaatkan biogas, dari kotoran sapi yang diolah menjadi energi terbarukan.
Kehadiran PLTS-biogas ini juga menarik perhatian berbagai kalangan. Salah satunya Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin yang menyempatkan waktu untuk bertandang ke Kuningan pada Juli lalu.
Bey menyebut inovasi ini sebagai langkah besar menuju masa depan yang lebih hijau. Sebab dengan pengaplikasian PLTS-biogas, para peternak bisa merasakan sejumlah manfaat.
Misalnya, pencemaran sungai akibat limbah kotoran sapi berkurang menjadi 657 ton per tahun, dan emisi gas rumah kaca turun hingga 848,65 ton CO2 equivalent per tahun.
Peternak juga bisa merasakan penghematan biaya yang signifikan, dengan nilai mencapai Rp94,5 juta per tahun dari penggunaan PLTS dan Rp17,7 juta per tahun dari pemanfaatan biogas sebagai pengganti LPG.
Di tengah krisis iklim yang mengancam, koperasi itu menunjukkan bahwa solusi lokal dapat memberikan dampak global, terutama dalam pemanfaatan energi terbarukan.
Meskipun bukan yang pertama, kelompok ini menjadi pelopor dalam pemanfaatan biogas sebagai sumber energi terbarukan di Kuningan.
Meskipun bukan yang pertama, kelompok ini menjadi pelopor dalam pemanfaatan biogas sebagai sumber energi terbarukan di Kuningan.
Mengolah limbah
PLTS-biogas di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, ini merupakan karya cemerlang dari para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), yang kemudian dipercayakan kepada koperasi tersebut untuk dikelola.