Cirebon (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Cirebon telah menindaklanjuti laporan tentang kemunculan seekor macan tutul di Desa Gunungmanik, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, guna mencegah konflik antara warga dengan satwa liar tersebut.
“Kami menerima laporan bahwa pada Selasa (9/7) malam kemarin, ada macan tutul yang menampakkan diri di Desa Gunungmanik,” kata Kepala BKSDA Resor Cirebon Selamet Priambodo di Cirebon, Kamis.
Setelah menerima laporan itu, pihaknya langsung mengidentifikasi dan memeriksa jejak kaki serta beberapa cuplikan video yang menampilkan hewan tersebut.
Selamet mengatakan hasil identifikasi itu menunjukkan kalau macan tutul tersebut, sempat berkeliaran di dekat permukiman warga Desa Gunungmanik.
"Berdasarkan keterangan dan bukti visual, memang terdapat jejak dan penampakan macan tutul," ujar Slamet.
Ia menyampaikan, beberapa langkah penanggulangan sudah dilakukan, guna memastikan keberadaan hewan ini tidak mengganggu masyarakat setempat maupun sebaliknya.
Selain itu, kata dia, BKSDA Resor Cirebon sudah berkoordinasi dengan pihak desa hingga kepolisian setempat, untuk mengimbau warga agar mengurangi aktivitas di luar rumah pada malam hari.
"Kami bersiaga bersama polisi, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan dilengkapi dengan petasan untuk mengusir macan tutul jika muncul kembali," ujarnya.
Slamet menambahkan jika penampakan macan tutul terus terjadi, pihaknya akan menggunakan jebakan kandang serta melakukan tembak bius untuk menangkap hewan itu.
"Meskipun di Gunungmanik belum terlihat lagi, tapi kami juga menerima laporan dari warga mengenai keberadaan macan tutul di tiga titik berbeda di daerah Selajambe, Kuningan. Kami akan menyelidiki laporan tersebut," ungkap dia.
Sementara itu Juhari, Kepala Desa Gunungmanik, menyebutkan macan tutul yang berkeliaran pada Selasa (9/7) itu, sempat mengejar dua warga dan mendekati daerah permukiman.
Sebagai langkah pencegahan, ia mengatakan bahwa BKSDA Jawa Barat telah menelusuri jejak macan tutul itu dan memberikan 20 buah petasan untuk mengusir satwa tersebut.
"Kami juga melakukan ronda untuk menjaga keamanan warga. Kami khawatir karena macan tutul semakin mendekati pemukiman," kata Juhari.