Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menerapkan program “Melak Beu” atau pemanfaatan 10 ribu hektare lahan pekarangan untuk menanam komoditas pangan bernilai ekonomi tinggi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Selasa, mengatakan dalam program itu setiap instansi pemerintah diberikan bibit sayuran gratis untuk kemudian ditanam di lahan pekarangan.
Baca juga: Kuningan tanam padi 10 ribu Ha pada Mei 2024
Baca juga: Kuningan tanam padi 10 ribu Ha pada Mei 2024
Setelahnya, gerakan penanaman massal di pekarangan kosong itu bisa diikuti oleh masyarakat di Kabupaten Kuningan sehingga hasilnya bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.
“Ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penyedia bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi,” katanya.
Wahyu mengatakan pelaksanaan program ini juga bertujuan untuk mengendalikan inflasi. Sebab jika suplai bahan pangan di tingkat keluarga terpenuhi, kenaikan harga di pasar bisa ditekan.
“Ketahanan pangan itu erat hubungannya dengan pengendalian inflasi. Ketika suatu komoditas pangan mengalami penurunan, kemungkinan besar akan terjadi gejolak harga di pasar. Begitu juga sebaliknya,” ujarnya.
Menurut dia, program Melak Beu di Kuningan bisa dilakukan secara berkelanjutan agar lahan pekarangan yang kosong itu dapat dipakai sebagai areal penanaman.
“Gerakan ini sejalan dengan program tanam di halaman mitra sinergi jaga inflasi, dengan fokus utamanya adalah mengoptimalkan penggunaan sekitar 36 persen dari luas lahan pertanian 27.323 hektare di Kuningan,” katanya.