Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat 65 kepala keluarga korban pergerakan tanah di Kecamatan Bojongpicung, sudah kembali ke rumahnya masing-masing setelah tangap darurat bencana (TDB) usai.
Kepala BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya di Cianjur, Kamis, mengatakan warga yang sempat mengungsi selama dua pekan diminta tetap waspada dan segera mengungsi ketika hujan turun deras dengan intensitas lebih dari dua jam terutama pada petang atau malam hari.
Baca juga: Cianjur cabut status tanggap darurat bencana pergerakan tanah
"Berdasarkan hasil penelitian Badan Geologi dan BMKG perkampungan di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, masih layak ditempati warga, namun mereka diminta untuk tetap waspada dan segera mengungsi ketika hujan turun lebat," katanya.
Meski TDB telah usai tutur Asep, pihaknya masih menempatkan petugas guna memantau dan mengawasi lokasi pergerakan tanah di dua kampung di Desa Jatisari, sebagai upaya antisipasi dan penanganan cepat ketika bencana alam kembali terjadi.
Sedangkan upaya pencegahan dengan menutup patahan di bagian atas perkampungan dan penanaman pohon guna menahan air selanjutnya diserahkan pada warga untuk di rawat dan segera melapor ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana susulan.
"Kami meminta petugas untuk rutin memantau, mengawasi dan melaporkan perkembangan di lapangan, ketika terlihat tanda alam mereka akan langsung melakukan evakuasi warga ke tempat aman," katanya.
Sedangkan terkait tiga rumah warga yang rusak, tutur dia, sudah diajukan untuk mendapat bantuan dari pemerintah daerah agar dapat dibangun kembali dengan catatan bukan rumah permanen melainkan rumah panggung sesuai rekomendasi Bandan Geologi.
Puluhan KK korban pergerakan tanah di Cianjur kembali ke rumah
Kamis, 16 Mei 2024 16:22 WIB