Seiring masuknya musim kemarau Tahun 2024, Pemkab Cianjur, kembali menambah sumur bor dengan jumlah sesuai permintaan dari wilayah terdampak, terutama di bawah kaki gunung yang kehilangan sumber mata air setelah gempa melanda Cianjur dan wilayah selatan.
Solusi dari dampak kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah utara dan selatan Cianjur, menurut kajian Pemkab Cianjur, adalah pembangunan sumur bor yang dilakukan disperkimtan, yang setelah pembangunannya selesai, pengelolaannya diserahkan ke masyarakat.
Hilangnya sumber mata air di kaki gunung di wilayah utara Cianjur akibat gempa bukan karena rusaknya hutan di bagian hulu yang sampai saat ini masih tertata dengan baik, bahkan menjadi sumber air bagi warga Cianjur.
Karena banyak patahan baru membuat sumber mata air di kaki gunung yang seharusnya deras terserap ke bagian bawah tidak muncul ke permukaan, sehingga air dasar dan air atas hilang.
Pemerintah daerah terus menambah sumur bor guna mengatasi kesulitan warga di pedesaan untuk mendapatkan air bersih, termasuk di perkotaan, melalui Perumdam Tirta Mukti Cianjur, dengan 5.000 sambungan gratis.
Untuk pemasangan sambungan air yang seharusnya dikenai senilai Rp1 juta lebih itu, diberikan secara cuma-cuma alias gratis sebagai upaya pemerintah daerah dalam meringankan beban warga dan guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga di Cianjur.
Pemkab Cianjur berharap dengan sambungan air gratis yang diberikan, warga dapat menggunakan air sesuai kebutuhan dan tidak menggunakan air itu untuk mencuci kendaraan.
Seiring mengalirnya air ke rumah warga, dapat meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan warga karena tidak perlu lagi keluar rumah guna mendapat pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Kebutuhan air bersih warga di sejumlah wilayah yang tidak terjangkau perumdam, seperti di kecamatan terdampak gempa, pemkab telah membangun sejumlah sumur bor beserta pipanisasi yang terhubung langsung ke rumah warga dan dikelola bersama.