Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, Jawa Barat, menggencarkan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) untuk melindungi dan menjaga lahan sawah yang baru ditanami padi tetap produktif.
“Program pengendalian OPT ini menjadi prioritas kami, dalam upaya meningkatkan produksi pertanian dan ketahanan pangan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah saat dikonfirmasi di Kuningan, Minggu.
Wahyu menyebut program ini sudah dilaksanakan sejak Jumat (26/4), dan setelahnya akan dilakukan secara berkelanjutan di Kabupaten Kuningan.
Ia menjelaskan sasaran dalam pengendalian OPT kali ini untuk membasmi wereng coklat serta hama penyakit lainnya, sehingga tidak menyerang padi.
Berdasarkan data, kata dia, luas areal pertanaman padi di wilayahnya sampai 1-15 April 2024 sudah mencapai 20.867 hektar. Jumlah itu bisa bertambah karena sebagian besar petani telah melakukan panen.
Menurut dia, jika melihat luasan area tersebut maka gerakan pengendalian OPT harus dilaksanakan secara masif agar upaya pengamanan produksi di Kabupaten Kuningan berjalan optimal.
“Dengan luasan lahan sekarang, varietas padi yang sudah ditanam yaitu IR 64, Way APO Buru, Inpari, Mekongga, Ciherang dan Hibrida Mapan-05. Keadaan umur tanaman bervariasi tapi dominan umur 20-100 hari setelah tanam (HST),” ujarnya.
Ia menyampaikan dari hasil pemantauan, terdapat 1 hektar lahan yang teridentifikasi terserang hama wereng coklat dengan kategori ringan serta dapat mengancam 44 hektar sawah padi lainnya.