Jakarta (ANTARA) - Selain menghadapi risiko kiriman sampai tujuan dalam waktu lama karena lonjakan pengguna layanan menjelang Lebaran, konsumen juga dibayangi penipuan melalui chat yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.
Menurut siaran pers platform belanja daring Blibli di Jakarta, Sabtu, dalam penipuan melalui chat pesan instan yang lazim disebut sniffing, penipu yang menyamar menjadi kurir mengirimkan pesan singkat yang ditulis sebagai resi dengan berkas berformat APK.
1. Tidak apatis
Pengguna gawai terkadang merasa paham modus penipuan yang populer sehingga lupa bahwa praktik kriminal online bisa berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.
2. Jangan asal klik atau unduh
Penjahat siber sengaja mengirim berkas atau tautan dengan harapan korban mengklik atau mengunduhnya. Jika menerima pesan dari nomor tidak dikenal, maka sebaiknya jangan mengklik atau mengunduh berkas yang diberikan.
3. Ganti kata sandi secara berkala
Mengganti password atau kata sandi secara berkala adalah salah satu langkah pencegahan yang masih dianggap jitu, meski terkadang dinilai merepotkan.
4. Perhatikan izin akses aplikasi
Saat hendak memasang aplikasi, terutama yang dikirim melalui chat, cek izin akses yang akan diambil aplikasi tersebut untuk memastikan keamanannya. Jika muncul peringatan keamanan, sebaiknya hentikan memasang aplikasi.
5. Lapor ke otoritas
Jika menerima berkas atau tautan yang mencurigakan, pengguna bisa melaporkan ke otoritas, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui situs Aduan Nomor.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Cara menghindari "chat" penipuan saat belanja online menjelang Lebaran
Ini cara menghindari "chat" penipuan saat belanja online jelang Lebaran
Sabtu, 6 April 2024 16:50 WIB