Akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Wardhana, mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan di Bandung Timur akan menjadi peluang pertumbuhan ekonomi di sana.
Menurut Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung ini, pembangunan infrastruktur seperti akses tol, Masjid Al-Jabbar, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), akan membuat kawasan permukiman di Bandung Timur juga bertumbuh.
"Pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan di Kawasan Bandung Timur ini menjadi peluang tumbuhnya kawasan pemukiman baru di kawasan ini. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditandai dengan peningkatan hunian di area tersebut," kata Wardhana dalam keterangan di Bandung, Rabu.
Dengan berkembangnya infrastruktur termasuk perumahan, ucap Wardhana, akan membuat kawasan ini menjadi kawasan ekonomi baru yang akan menjadi penyangga Kota Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat.
Di tempat lainnya, salah satu pengembang di kawasan Bandung Timur, Perum Perumnas, sepakat dengan hal tersebut, hingga perusahaan plat merah ini turut menyiapkan kawasan hunian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
Direktur Proyek Perum Perumnas Bandung 2, Aditiya Prio Singgih, menceritakan bahwa pihaknya kini tengah mengembangkan hunian terjangkau yang terletak tepat di pinggir jalan raya Provinsi area Majalaya - Cicalengka, seluas 41 Ha.
"Perkembangan perumahan kami (Samesta Pasadana) telah disambut baik oleh masyarakat, tahap awal 1.400 unit rumah bersubsidi telah habis terjual yang selesai dibangun hingga diserahterimakan tepat waktu. Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan bertahap 1.400 unit berikutnya, dengan skema promosi (klaster Gandana)," katanya.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur yang sedang dan akan berlangsung di kawasan Bandung Timur akan memberikan dampak positif bagi siapa saja yang akan tinggal maupun ikut berinvestasi properti di area Bandung Timur.
"Terlebih jika lokasinya cukup mudah diakses transportasi umum," ucapnya.
Terkait proyek Samesta Pasadana yang disebutnya cukup mudah diakses oleh transportasi masal, seperti dari Stasiun Cicalengka, Statsiun Rancaekek dan dari rencana exit tol Majalaya, telah memenuhi ketentuan tata ruang dari Pemda Kabupaten Bandung, termasuk pengadaan kolam retensi yang akan menjadi sistem pengendali banjir bagi kawasan sekitarnya.
"Proyek kami telah memenuhi ketentuan di mana berada pada zona kuning, kemudian kami memenuhi ketentuan pengadaan fasilitas umum, fasilitas sosial, kawasan hijau, serta kolam retensi yang dibutuhkan, di mana kami paham untuk kawasan dengan pertambahan jumlah penduduk akan mengurangi daya serap permukaan tanah, sehingga membutuhkan sistem seperti ini yang mumpuni," tutur Aditiya.
Menurut Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung ini, pembangunan infrastruktur seperti akses tol, Masjid Al-Jabbar, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), akan membuat kawasan permukiman di Bandung Timur juga bertumbuh.
"Pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan di Kawasan Bandung Timur ini menjadi peluang tumbuhnya kawasan pemukiman baru di kawasan ini. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditandai dengan peningkatan hunian di area tersebut," kata Wardhana dalam keterangan di Bandung, Rabu.
Dengan berkembangnya infrastruktur termasuk perumahan, ucap Wardhana, akan membuat kawasan ini menjadi kawasan ekonomi baru yang akan menjadi penyangga Kota Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat.
Di tempat lainnya, salah satu pengembang di kawasan Bandung Timur, Perum Perumnas, sepakat dengan hal tersebut, hingga perusahaan plat merah ini turut menyiapkan kawasan hunian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
Direktur Proyek Perum Perumnas Bandung 2, Aditiya Prio Singgih, menceritakan bahwa pihaknya kini tengah mengembangkan hunian terjangkau yang terletak tepat di pinggir jalan raya Provinsi area Majalaya - Cicalengka, seluas 41 Ha.
"Perkembangan perumahan kami (Samesta Pasadana) telah disambut baik oleh masyarakat, tahap awal 1.400 unit rumah bersubsidi telah habis terjual yang selesai dibangun hingga diserahterimakan tepat waktu. Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan bertahap 1.400 unit berikutnya, dengan skema promosi (klaster Gandana)," katanya.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur yang sedang dan akan berlangsung di kawasan Bandung Timur akan memberikan dampak positif bagi siapa saja yang akan tinggal maupun ikut berinvestasi properti di area Bandung Timur.
"Terlebih jika lokasinya cukup mudah diakses transportasi umum," ucapnya.
Terkait proyek Samesta Pasadana yang disebutnya cukup mudah diakses oleh transportasi masal, seperti dari Stasiun Cicalengka, Statsiun Rancaekek dan dari rencana exit tol Majalaya, telah memenuhi ketentuan tata ruang dari Pemda Kabupaten Bandung, termasuk pengadaan kolam retensi yang akan menjadi sistem pengendali banjir bagi kawasan sekitarnya.
"Proyek kami telah memenuhi ketentuan di mana berada pada zona kuning, kemudian kami memenuhi ketentuan pengadaan fasilitas umum, fasilitas sosial, kawasan hijau, serta kolam retensi yang dibutuhkan, di mana kami paham untuk kawasan dengan pertambahan jumlah penduduk akan mengurangi daya serap permukaan tanah, sehingga membutuhkan sistem seperti ini yang mumpuni," tutur Aditiya.