Yakni Bodebekkarpur melalui Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2020, dan kawasan Cekungan Bandung yang diamanatkan dalam Perpres No 45 Tahun 2018. Dua kawasan strategis lainnya, yakni kawasan Rebana, dan Jawa Barat bagian selatan yang dinaungi Perpres No 87 Tahun 2021.
Seiring dengan arahan Presiden RI bahwa pertumbuhan ekonomi 2024 ditargetkan sebesar 5,7 persen dan target realisasi investasi tahun 2024 sebesar Rp1.650 triliun, Taufiq mengatakan target investasi Jabar untuk Tahun 2024 diproyeksikan meningkat di kisaran Rp247-250 trilliun.
"Seiring dengan fokus kebijakan investasi nasional yaitu perbaikan kebijakan investasi berkelanjutan serta pelayanan dan insentif berdaya saing, investasi yang memberikan nilai tambah dan berorientasi pada "green investment" serta peningkatan kualitas investasi secara inklusif dan pemerataan. Kami berharap sumbangan ekonomi Jabar terhadap nasional terus meningkat sejalan infrastruktur kita yang semakin lengkap," ucap Taufiq.
Terlebih, kata Taufiq, beberapa tahun sebelumnya Jabar belum seperti DKI dan Jatim, belum punya pelabuhan dan bandara sendiri dengan kapasitas yang cukup besar, dan sekarang telah ada Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati yang telah beroperasi kembali.
Baca juga: Investasi Jawa Barat tahun 2024 ditarget naik sampai Rp250 triliun
"Ini potensi luar biasa yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sepenuhnya," tuturnya.
Taufiq menambahkan pula, sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan di Jabar turut menopang kinerja perekonomian, seperti Tol Cisumdawu, kereta cepat Whoosh, dan lainnya.
Tak cuma itu, digitalisasi birokrasi juga memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian karena penerapan sistem digital dalam pelayanan pemerintah dapat meningkatkan akuntabilitas serta memudahkan dalam mengakses informasi dan layanan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar Muhamad Nur menyebut bahwa dengan berbagai perkembangan, perekonomian Jabar tahun 2024 diperkirakan tumbuh pada rentang 4,7 persen - 5,5 persen (yoy). Adapun capaian inflasi tahun 2024 diprakirakan berada pada rentang 2,5 persen ± 1 persen (yoy).
Salah satu rekomendasi guna menjaga kinerja ekonomi di tahun 2024, yakni dengan mempertahankan dan memperkuat upaya-upaya pengendalian inflasi, khususnya inflasi pangan baik yang bersifat "seasonal" maupun struktural.
Upaya pengendalian inflasi secara "seasonal" antara lain Operasi Pasar Murah (OP), Gerakan Pangan Murah (GPM), Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), juga subsidi ongkos angkut.
Sedangkan upaya pengendalian inflasi struktural, seperti perluasan dan optimalisasi kerja sama antar daerah (KAD), penguatan dan evaluasi data stok pangan serta pelaporan secara rutin dalam rangka memperoleh Dana Insentif Daerah (DID).
"Dalam pelaksanaannya agar berkoordinasi dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional) dan Bulog," kata Nur.
Pemprov Jabar siapkan strategi investasi untuk tingkatkan kinerja ekonomi
Jumat, 1 Maret 2024 14:03 WIB