Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan pendangkalan Terusan Suez yang berada di wilayah Mesir menjadi salah satu penyebab impor kedelai terhambat dan menyebabkan kelangkaan di dalam negeri.
“Ada masalah transportasi. Saya dapat kabar bahwa Terusan Suez mendangkal dan adanya konflik di Timur Tengah malah membuat ketersediaan kapal dan kontainer terganggu,” kata Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi saat Konferensi Pers Keberhasilan Bantuan Pangan Beras Menahan Laju Inflasi di Gedung Bulug Pusat di Jakarta, Kamis.
Dua faktor tersebut, lanjutnya, membuat kapal pengangkut terpaksa memutar hingga ke Tanjung Harapan dan berakibat pada keterlambatan selama tiga minggu.
Oleh karenanya, ia menilai permasalahan transportasi menjadi kendala terbesar dalam menjaga stok kedelai di dalam negeri. Minimnya pasokan kedelai, juga lantaran Bulog tidak melakukan importasi pada tahun lalu. Akibatnya, impor kedelai sepenuhnya dilakukan oleh swasta.
Kendati demikian, bukan berarti Indonesia sama sekali tidak memiliki stok kedelai. Sejumlah daerah yakni Jawa Timur dan Banten telah mulai kedatangan kedelai yang diharapkan mampu menormalkan stok jelang Ramadhan.
“Tahun ini kita akan coba untuk melakukannya. Namun demikian kalau saya melakukan saat ini paling cepat kedelai baru datang 1-1,5 bulan lagi karena memang belum ada,” ucapnya.
Adanya kendala dalam importasi kedelai tersebut, dikatakannya telah disampaikan kepada Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gapoktindo).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bulog sebut pendangkalan Terusan Suez sebabkan impor kedelai telat