Sementara itu, Rizka Fitri Akbar berpendapat bahwa dalam pelaksanaannya, restorasi tidak mengenal rentang waktu pengerjaan dan biaya karena proses tersebut sangat bergantung pada materi film yang didapatkan. Dalam salah satu tahapan restorasi, Rizka menjelaskan, tim melakukan pengumpulan data sebanyak mungkin yang bertujuan untuk mengembalikan keadaan film yang mendekati.
"Hasilnya tidak bisa kami lebihkan atau kurangi. Selain itu, penyakit yang ada di dalam materi film belum bisa terduga sampai kami membuka barangnya. Contohnya film 'Tiga Dara' yang direstorasi swasta, butuh waktu 13 bulan karena biayanya sudah berhenti juga. Makanya, Alhamdulillah pemerintah mau mengadakan kegiatan ini untuk menyelamatkan arsip film Indonesia,” tambah dia.
Lebih lanjut Rizka mengungkapkan bahwa semua film yang direstorasi telah melalui proses kurasi. Kemendikbudristek, Rizka melanjutkan, juga ingin melakukan restorasi terhadap sejumlah film nasional, namun terkendala sumber film yang nihil. Karena itu bila dari masyarakat ada yang bisa menemukan materi film lawas dalam bentuk apapun yang masuk dalam kriteria restorasi, Rizka menambahkan, maka pihaknya akan sangat terbuka.
Tak pelak bahwa restorasi karya-karya besar sinema tanah air merupakan “jalan ninja” yang mesti ditempuh meski penuh onak berduri dan aral di sana-sini, demi tersemainya misi penyelamatan sejarah peradaban bangsa. Semakin banyak film terselamatkan, maka dinamika peradaban nusantara niscaya terjaga. Semoga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menjaga “Dr. Samsi” lewat alih teknologi media bernama restorasi
Spektrum - Menjaga "Dr. Samsi" lewat alih teknologi media bernama restorasi
Oleh Ahmad Faishal Adnan Senin, 25 Desember 2023 9:26 WIB