Menurut Rizka setahun kemudian yaitu pada 2022, pihaknya kemudian mendapatkan bantuan untuk memperbaiki fisik film tersebut terkait kegiatan riset terhadap sutradara Ratna Asmara. Pada saat itu, Rizka mengatakan, obyek film yang ada di Sinematek adalah "Dr. Samsi".
"Akhirnya, tahun ini film ‘Dr. Samsi’ dinyatakan harus direstorasi karena terdapat masalah pada materi fisik yang semakin rusak. Tantangan utama adalah materi yang tidak lengkap dan nyaris punah. Jika dibiarkan walau terus diperbaiki, maka ada namanya penyakit autokatalitik yang membuat film akan hancur ketika tiba masanya," tutur dia.
Rizka lantas menambahkan bahwa permasalahan utama yang muncul dari film "Dr. Samsi" adalah kualitas audio yang telah mengalami kerusakan cukup berat. Data audio copy positif film tersebut, Rizka melanjutkan, sudah mengalami apa yang diistilahkan washed out. Sedangkan copy data negatif tidak lengkap. Karena itu, hasil restorasi kali ini adalah kombinasi dari semua materi tersebut.
Apa yang diutarakan oleh Rizka memang turut dirasakan ketika ANTARA menghadiri dan menyaksikan pemutaran perdana film restorasi tersebut. Pada dasarnya, film “Dr. Samsi” berkisah mengenai konflik keluarga yang bersilang sengkarut terkait hubungan gelap sang tokoh utama dan kemudian menjadi dinamika pada fase kehidupan selanjutnya.
Gaya dialog dan gestur sederhana, serta selipan humor ringan membuat film ini sangat renyah untuk dinikmati, meski telah bergerak melintasi rentang zaman hingga saat ini. Sejumlah diksi dan istilah yang muncul dalam dialog-dialog film tersebut -- walau tergolong arkaik, nyatanya masih dapat dikunyah dengan baik oleh penonton penggemar era girl grup Korea masa sekarang, bahkan menjadi sebuah hal unik sekaligus lucu.
Spektrum - Menjaga "Dr. Samsi" lewat alih teknologi media bernama restorasi
Oleh Ahmad Faishal Adnan Senin, 25 Desember 2023 9:26 WIB