Cirebon (ANTARA) -
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon, Jawa Barat, menyebutkan rumah potong hewan (RPH) yang ada di daerahnya sudah memenuhi persyaratan sanitasi dan higienis terbaik, sehingga proses penyembelihan binatang ternak terjamin kualitasnya.
“Kami menyediakan tempat pemotongan untuk masyarakat yang memerlukan pemotongan hewan yang higienis karena sudah memiliki persyaratan sanitasi yang baik,” kata Kabid Pertanian dan Peternakan DKP3 Kota Cirebon Iin Inayanti di Cirebon, Minggu.
Ia mengatakan ada dua RPH yang dikelola oleh Pemerintah Kota Cirebon. Khusus untuk penyembelihan sapi dan kerbau, proses pemotongannya dipusatkan di RPH Ruminansia.
Menurutnya RPH Ruminansia itu telah memenuhi standar mulai dari kondisi kebersihan maupun petugas profesional yang bekerja untuk menyembelih hewan ternak.
Oleh karena itu, kata dia, hewan ternak yang disembelih di RPH tersebut memiliki kualitas daging yang baik serta kondisi kebersihannya terjamin. Masyarakat pun dapat membelinya di pasar tradisional untuk kemudian dikonsumsi sebagai bahan pangan menyehatkan.
“RPH Ruminansia itu dikhususkan untuk penyembelihan hewan ternak sapi, kambing, domba, dan kerbau,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan dalam sehari RPH tersebut melayani permintaan untuk penyembelihan hewan ternak tiga sampai empat ekor. Namun saat perayaan hari besar seperti Idul Adha, jumlahnya bisa meningkat hingga 30-40 ekor.
Ia menyebut banyak masyarakat yang sudah menaruh kepercayaan terhadap proses penyembelihan hewan di RPH Ruminansia itu, sehingga tak mengherankan bila jumlah pelayanan pemotongan dapat meningkat bila sudah memasuki momen perayaan hari besar.
“Untuk RPH sapi memang mayoritas setiap hari dua sampai empat ekor, tapi bisa juga lima sampai enam ekor. Setiap hari ada pelayanan. Ramai itu di Idul Adha. Tempat potong kita sudah higienis dan memiliki persyaratan sanitasi yang baik. Jadi bisa meningkat 30-40 ekor,” tuturnya.
Selain menyediakan RPH tersandarisasi, pihaknya pun secara aktif menyediakan layanan untuk pemeriksaan hewan ternak di daerahnya demi menjaga kualitas daging sebelum dipasarkan.
Iin mengatakan sejumlah dokter hewan serta tenaga paramedik veteriner dikerahkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala pada hewan ternak yang tersebar di lima kecamatan.
"Kalau puskeswan (pusat kesehatan hewan) itu pasif, pelayanan pasif karena menunggu pasien. Tapi biasanya kalau untuk kondisi tertentu dan tidak bisa ditangani di tempat, maka dilakukan di puskeswan," jelasnya.
Ia menambahkan DKP3 Kota Cirebon juga memiliki 110 kader kesehatan hewan yang tersebar di 22 kelurahan. Para kader itu diberikan tugas untuk melakukan penyemprotan desinfektan pada kandang ternak selama dua kali dalam setahun.