Kemudian, Teppy mengatakan bahwa pihaknya dan GIZ juga bersepakat untuk meningkatkan JSMC yang akan diarahkan bukan hanya sebagai wadah perlindungan PMI, tapi juga membuka peluang bekerja di Jerman.
Karenanya, Teppy mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan lobby guna mendorong peluang agar PMI asal Jabar bisa bekerja di Jerman, sesuai standardisasi yang dibutuhkan, mengingat dalam pertemuan itu terungkap ada sejumlah lini yang tengah mereka butuhkan, salah satunya adalah perawat.
"Jerman sendiri ada dalam posisi membutuhkan tenaga kerja dan perencanaan. Jadi memang akan menuju ke arah mempersiapkan. Kita punya masalah dengan pengangguran. Saya langsung memposisikan, apa yang harus kami persiapkan. Rupanya memang mereka punya kebutuhan dan ada kualifikasi yang mereka harapkan. Sehingga mereka turun, melakukan serangkaian kerja sama agar mempersiapkannya," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, Jerman memiliki kepercayaan yang cukup tinggi pada Indonesia dan Jawa Barat, terlebih dengan kiprah almarhum BJ Habibie yang lekat dengan PT Dirgantara Indonesia di Kota Bandung.
"Tadi diceritakan, Jerman punya riwayat baik. Disebut BJ Habibie, itu memberi kesan yang cukup mendalam pada WNI. Sekarang buat kita, untuk dorong apa yang kita harapkan dan siapa yang bisa ke sana," tuturnya.
Tim GIZ yang terdiri dari Tarek Bashour, Jessie Bohr dan Makhdonal Anwar, melakukan peninjauan untuk memberikan rekomendasi bagaimana caranya program dapat beroperasi di Indonesia, di antaranya terkait bagaimana pelayanan yang diberikan, serta bagaimana pelaksanaannya oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.
Sebagai bagian dari kunjungan ini, tim GIZ juga meninjau kantor UPTD LTSA PMI di Kota Bandung secara langsung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jabar perluas peluang kerja sama dengan Jerman terkait pekerja migran
Disnakertrans Jabar perluas peluang kerja sama dengan Jerman terkait pekerja migran
Senin, 4 Desember 2023 21:20 WIB