Hal itu diwujudkan KH Abdul Chalim dalam menumbuhkan rasa saling hormat-menghormati antar penganut mazhab yang berbeda-beda.
“Beliau memahami dan menerapkan moderasi beragama. Ia juga memahami konsep itu melalui kitab karangan Syekh Hadzil, salah satu ulama abad ke-8 Hijriyah,” katanya.
Sedangkan salah satu putera Pahlawan Nasional KH Abdul Chalim, yakni Asep Saifuddin Chalim menuturkan rasa terima kasih dan rasa bangganya atas disematkannya gelar pahlawan untuk ayahnya.
Ia juga memberikan apresiasi karena banyak masyarakat yang hadir dalam kegiatan tasyakuran dan tahlil akbar untuk sosok pahlawan dari Majalengka itu.
“Ini sebagai bukti bahwa dengan keinginan luhur dan cita-cita yang tinggi, Insya Allah apa yang kita harapkan akan dikabulkan Allah SWT,” katanya.
“Ini sebagai bukti bahwa dengan keinginan luhur dan cita-cita yang tinggi, Insya Allah apa yang kita harapkan akan dikabulkan Allah SWT,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bupati: Pahlawan Majalengka diusulkan jadi nama jalan dan bandara