Bandung (ANTARA) -
Karena, kata Didi, kontestasi demokrasi termasuk Pileg, Pilpres dan Pilkada tahun 2024 mendatang tidak dimaksudkan hanya pada kepentingan politik sesaat, namun juga menyangkut nasib dan masa depan bangsa.
Baca juga: Jabar Anteng dideklarasikan ciptakan suasana nyaman di tahun politik
"Mudah-mudahan deklarasi ini penuh dengan keikhlasan, kejujuran dan keberanian. Tentunya jangan hanya seremonial, untuk kepentingan politik sesaat karena ini menyangkut masalah bangsa ke depan. Yang penting, Jawa Barat harus dijaga karakternya, yaitu ramah dan toleran," kata Didi di Gedung Merdeka Bandung, Sabtu.
Intinya, kata Ketua Umum Paguyuban Pasundan itu, tokoh-tokoh masyarakat Jawa Barat berharap, pertama "kudu ngajaga lembur" (harus menjaga kampung) dalam artian jangan sampai terjadi perpecahan, walau kondisi panas dalam perpolitikan jangan dipindahkan ke Jawa Barat dan mempengaruhi masyarakatnya.
Kemudian, lanjut dia, "akur jeung dulur" (rukun bersama saudara) termasuk saudara yang sebangsa dengan tetap menjaga situasi kondusif, karena ini adalah masalah bangsa yang harus dijaga bersama, termasuk juga oleh para penguasa, penegak hukum dan juga komponen lain.
"Ketiga 'panceg dina galur' atau tetap dalam jalurnya karena aturan itu harus dijaga setiap saat, mulai dari pemerintah, TNI, kepolisian, parpol dan masyarakat punya sikap yang sama yakni cinta Indonesia. Jangan mundur dalam mempertahankan Jawa Barat, Indonesia yang kondusif, aman. Tidak ada perpecahan apapun di masyarakat," ucapnya.
Sepakat dengan itu, tokoh masyarakat Jabar lainnya yakni Dindin S Maulani mengatakan dirinya merasa bersyukur dengan adanya deklarasi Jabar Anteng.
Hal ini menjadi bukti bahwa seluruh Jawa Barat mencita-citakan Pemilu 2024 berlangsung, jujur, adil, aman dan netral.
"Negara sedang tidak baik-baik saja. Jadi kita harus ekstra hati-hati. Ekstra menyikapi dan ekstra melakukan pengamanan," tuturnya.