Belum lagi ketangguhan ayah juga diuji dengan sifat anak-anaknya yang beragam, namun mereka harus diayomi hingga semua merasa damai dalam perlindungan ayah. Karena tuntutan peran ayah yang begitu kompleks, sehingga barometer kehebatan ayah (seolah) dilihat dari seberapa mengalahnya dia kepada anak istri.
Ayah juga seorang manusia yang mempunyai kelemahan. Sementara peran dia sebagai kepala keluarga kerap “tidak mengizinkan” untuk memperlihatkan kelemahannya. Semisal, seorang ayah yang tengah menghadapi masalah berat di kantor atau perusahaannya, tidak mungkin ia pulang dan berkeluh kesah atau menangis di hadapan anak istrinya. Jarang ayah mau mengungkapkan beban pikiran atau kesedihannya kepada anggota keluarga yang dicintainya. Kelelahan lahir batin itu dia simpan dan tanggung sendiri, demi anak istri tetap dalam kegembiraan.
Banggakan dia
Sikap terlalu mengutamakan ibu (saja) dalam rumah, tanpa sengaja dapat membuat posisi ayah tersisih. Kadang ayah diperlakukan layaknya ATM hidup, yang hanya dituntut mencari uang dan uang. Sementara keletihan raga dan kelelahan hatinya, kerap luput dari perhatian anggota keluarga. Bisa jadi jiwanya berada dalam lorong yang sepi di tengah gelak tawa anak istrinya.
Agar kesepian ayah tak berkelanjutan, meminjam momen Hari Ayah Nasional ini mari membuat langkah-langkah kecil untuk membuat ayah bahagia. Bikin dia bangga, apa pun profesinya. Bila dia seorang:
- Petani, buruh, pedagang kecil atau pekerja nonformal lainnya. Tunjukkan bahwa kamu tidak malu memiliki ayah seperti dia, besarkan selalu hatinya. Yakinkan, apa pun profesi dia sama sekali tak mengurangi rasa hormatmu kepadanya. Selama dia bekerja jujur dan mencari nafkah yang halal, ayah adalah pahlawan keluarga.
Sesekali ajak ayahmu ke momen perayaan seperti acara ultah, pernikahan, atau wisuda. Gandeng tangan dia di hadapan orang-orang tanpa rasa canggung, agar ia tak pernah berkecil hati atas keadaan dan pekerjaan yang digelutinya.
- Guru, dokter, petugas damkar, wartawan, atau profesi lain yang menuntut dedikasi tinggi. Semangati dia untuk selalu menunaikan tugas sepenuh hati, karena pekerjaan yang dia lakukan merupakan ladang ibadah. Bermanfaat bagi orang banyak dan menolong mereka yang sakit, kesusahan atau terkena musibah. Sampaikan bahwa kalian (anak-anak) tidak berharap uang banyak, melainkan sudah cukup bangga dengan pekerjaan mulia yang ayah lakoni.
- ASN, birokrat, pejabat pemerintah. Dukung ayahmu menjadi abdi negara yang bersih. Jangan banyak menuntut, apalagi aji mumpung memanfaatkan jabatan orang tua untuk kepentingan menyimpang. Beri ruang bagi ayahmu untuk bercerita mengenai kesulitan dan keluh-kesahnya dalam dunia kerja, agar ia tak merasa menanggung semua beban sendirian. Juga supaya orang rumah mengetahui seluk-beluk pekerjaan kepala keluarga, untuk mengawal sekaligus memastikan bahwa ayah masih berjalan pada koridor yang benar.
Jangan lupa puji kinerja dia dan beri apresiasi atas pengabdiannya pada bangsa dan negara. Bikin ayah merasa berarti, berapapun besaran gaji yang dia bawa pulang. Dengan begitu anggota keluarga telah menjaga dia dari godaan korupsi.