Lebih lanjut Menteri Sandiaga mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus mendorong karya-karya generasi muda sekaligus berharap mereka dapat mengambil inspirasi dari sosok WR Soepratman yang berjuang untuk negeri melalui lagu-lagu patriotik dan melodi yang indah.
“Selain lagu Indonesia Raya versi 3 stanza asli, masih ada 14 lagu ciptaan WR Soepratman lainnya yang sangat patriotik dan indah. Saya sangat berharap agar generasi muda terinspirasi semangat kepahlawanan seorang WR Soepratman. Semoga kita mendapatkan inspirasi,” tambah Sandiaga yang mengikuti setiap deret lagu karya WR Soepratman sejak awal hingga akhir acara tersebut.
“Saya tadi benar-benar tersentuh dengan lagu terakhir, kalau tidak salah judulnya ‘Selamat Tinggal’. Itu bagus sekali, lagu yang memiliki lirik mendalam dan menandakan kehebatan sosok WR Soepratman,” tutup dia.
Pada gelaran konser “Peluncuran Album Perdana Lagu-lagu Ciptaan WR Soepratman” tersebut, Antea Putri Turk tampil secara apik bersama rombongan orkestra membawakan sebanyak 12 lagu. Deret lagu yang dimainkan pada konser istimewa memperingati Hari Pahlawan berdurasi sekitar 90 menit itu yakni “Indonesia Raya” versi 3 stanza, “Dari Barat Sampai ke Timur”, “Indonesia Hai Ibuku”, “Matahari Terbit”, “Pahlawan Merdeka”, “Ibu Kita Kartini”, “Di Timur Matahari”, “Mars Parindra”, “Mars KBI”, “Mars Surya Wirawan”, “Indonesia Tjantik”, dan “Selamat Tinggal”.
Lagu “Dari Barat Sampai ke Timur” kemudian dinyanyikan kembali sebagai penutup konser tersebut. Khusus untuk gelaran tersebut, Antea sendiri telah membuat melodi dua lagu WR Soepratman yang sempat terlupakan dan menjadi harta karun bangsa yaitu "Indonesia Hai Ibuku" dan "Indonesia Tjantik".
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Titiek Puspa: Saya merasa dipeluk dan dibelai oleh WR Soepratman