Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menyebutkan kereta ringan (Lintas Raya Terpadu/LRT) Bandung Raya untuk tahap awal jalur Utara-Selatan Kota Bandung senilai Rp10,9 triliun, tidak akan menggunakan dana dari APBD Provinsi Jawa Barat.
"Babakan Siliwangi ke Leuwi Panjang yang awal. Yang pasti bukan APBD, ya mungkin mudah-mudahan APBN bisa," kata Bey Machmudin di Gedung Sate Bandung, Selasa petang.
Baca juga: Bey Machmudin: Presiden Jokowi setujui LRT Bandung Raya trase Utara-Selatan
Anggaran tersebut, kata Bey, sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo, tinggal Pemprov Jabar menyiapkan teknis detil yang disebutnya telah banyak dilakukan. Karenanya dia menginginkan peletakan batu pertama bisa untuk segera dilakukan.
"Saya ingin 'ground breaking' segera dilakukan, karena studi sudah terlalu banyak ya. Jadi tinggal "ground breaking', dan kemarin Presiden Joko Widodo dengan anggaran Rp10,9 triliun sudah menyetujui, tinggal di teknis detil yang harus disiapkan," ucap Bey.
Karenanya, dia meminta Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Jabar terpilih, Muhammad Taufiq Budi Santoso sebisa mungkin untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam merealisasikan proyek tersebut.
"Makanya saya minta Pak Sekda sebisa mungkin kalau tahapannya lancar itu, minggu depan mungkin dengan Kementerian Perhubungan, minggu depannya lagi dengan Kemenko Marves, baru dengan Kementerian Keuangan untuk membicarakan itu," ucap Bey.
Ia mengatakan bahwa LRT Utara-Selatan Kota Bandung yang disebutnya akan terintegrasi dengan jalur KRD eksisting yang dielektrifikasi untuk jalur Barat-Timur (Leuwipanjang-Tegalluar), butuh pendampingan dari tingkat pusat yang telah membangun MRT.
"Ini akan ada pendampingan seperti MRT, karena hampir sama masalahnya, jadi ada pelajaran yang bisa diterapkan di situ supaya lebih cepat lagi. Termasuk masalah lahan," ujarnya.
Proyek ini, kata Bey, diharapkan akan mengubah pola perjalanan di Bandung Raya dari kendaraan pribadi ke transportasi umum mengingat saat ini transportasi massal di Bandung Raya seperti kereta api, kurang mendapatkan minat dari masyarakat.
"Babakan Siliwangi ke Leuwi Panjang yang awal. Yang pasti bukan APBD, ya mungkin mudah-mudahan APBN bisa," kata Bey Machmudin di Gedung Sate Bandung, Selasa petang.
Baca juga: Bey Machmudin: Presiden Jokowi setujui LRT Bandung Raya trase Utara-Selatan
Anggaran tersebut, kata Bey, sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo, tinggal Pemprov Jabar menyiapkan teknis detil yang disebutnya telah banyak dilakukan. Karenanya dia menginginkan peletakan batu pertama bisa untuk segera dilakukan.
"Saya ingin 'ground breaking' segera dilakukan, karena studi sudah terlalu banyak ya. Jadi tinggal "ground breaking', dan kemarin Presiden Joko Widodo dengan anggaran Rp10,9 triliun sudah menyetujui, tinggal di teknis detil yang harus disiapkan," ucap Bey.
Karenanya, dia meminta Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Jabar terpilih, Muhammad Taufiq Budi Santoso sebisa mungkin untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam merealisasikan proyek tersebut.
"Makanya saya minta Pak Sekda sebisa mungkin kalau tahapannya lancar itu, minggu depan mungkin dengan Kementerian Perhubungan, minggu depannya lagi dengan Kemenko Marves, baru dengan Kementerian Keuangan untuk membicarakan itu," ucap Bey.
Ia mengatakan bahwa LRT Utara-Selatan Kota Bandung yang disebutnya akan terintegrasi dengan jalur KRD eksisting yang dielektrifikasi untuk jalur Barat-Timur (Leuwipanjang-Tegalluar), butuh pendampingan dari tingkat pusat yang telah membangun MRT.
"Ini akan ada pendampingan seperti MRT, karena hampir sama masalahnya, jadi ada pelajaran yang bisa diterapkan di situ supaya lebih cepat lagi. Termasuk masalah lahan," ujarnya.
Proyek ini, kata Bey, diharapkan akan mengubah pola perjalanan di Bandung Raya dari kendaraan pribadi ke transportasi umum mengingat saat ini transportasi massal di Bandung Raya seperti kereta api, kurang mendapatkan minat dari masyarakat.