Hasil itu menjadi langkah positif bagi BI dalam merealisasikan target 50 juta pengguna QRIS dalam beberapa tahun mendatang.
Kendati begitu, pihaknya tidak mau berpuas diri karena masih banyak tantangan ke depan untuk lebih memasifkan penggunaan QRIS di tempat wisata.
Ada banyak keuntungan dalam penggunaan QRIS bagi pelaku UMKM. Sebab, mereka tidak perlu menyediakan uang kembalian karena dengan QRIS pembayaran dilakukan secara digital.
Tanpa uang tunai juga memberikan perlindungan bagi pelaku UMKM dari peredaran uang palsu.
Mengedukasi masyarakat
Seluruh transaksi lewat QRIS akan terekam dan terlacak dengan baik. Alhasil jika penggunanya ingin melakukan transparansi data maka hal itu sangat mudah dilakukan.
Karenanya, BI Cirebon terus bersinergi bersama pemerintah daerah, industri jasa keuangan, dan perbankan untuk melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih melek soal digitalisasi keuangan.
Terkait penggunaan QRIS di tempat wisata, Kepala OJK Cirebon Fredly Nasution menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat mengenai transaksi digital, mengingat dengan kemajuan teknologi itu potensi terjadinya penipuan di bidang ini semakin tinggi.
Masyarakat harus pintar dan lebih berhati-hati dalam melakukan pembayaran nontunai, sehingga terhindar dari aksi oknum tidak bertanggung jawab yang belakangan ini mulai memakai modus penipuan baru.
Dengan begitu segala kemudahan dalam transaksi digital saat ini dampak positifnya lebih terasa ketimbang sisi negatifnya.
Meningkatkan literasi dan pemahaman tentang keuangan digital harus terus dilakukan, agar masyarakat makin cerdas, kritis, dan teliti. Ketiga variabel penting ini menjadi kunci menuju sejahtera bersama.
Jangan sampai kemudahan-kemudahan digital itu malah masyarakat membuat kekeliruan.