Dengan demikian untuk merespons menurunnya jumlah air di DAS Citarum, perlu diadopsi strategi pengelolaan yang tepat.
Wilayah dengan surplus air perlu menjaga perlindungan ekologi yang ketat, sementara wilayah dengan defisit air karena ketersediaan air rendah dan permintaan air tinggi perlu mengadopsi kebijakan penghematan air yang ketat, penghijauan kawasan terbuka, dan pengendalian area kedap air pada lokasi konstruksi baru.
Pada konteks ini kebijakan setiap kabupaten yang dialiri Sungai Citarum serta DAS Citarum perlu merumuskan rekomendasi perencanaan yang lebih baik dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air di DAS Citarum.
Kesadaran dan tindakan bersama dari berbagai pihak sangat penting dalam mengatasi permasalahan serius ini dan memastikan ketersediaan air yang cukup untuk kebutuhan masa depan.
Terakhir, wilayah DAS Citarum harus disadari membentang melewati banyak kabupaten, sehingga tidak dapat dikelola sendirian oleh satu kabupaten saja.
Terbuka peluang kabupaten yang mengalami defisit air di daerah hilir ikut membantu tindakan ekologis kepada kabupaten lain yang surplus air di bagian hulu karena wilayah bagian hulu telah menyediakan jasa ekologis bagi kabupaten di bagian hilir.
*) Ir. Irmad Nahib, MSi adalah mahasiswa S3 Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan SPS IPB; Ahli Peneliti Utama Bidang Geospatial, Pusat Riset Geospasial, ORKM BRIN.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pasokan air DAS Citarum dari masa ke masa
Telaah - Pasokan air DAS Citarum dari masa ke masa
Senin, 18 September 2023 10:00 WIB