Sebaliknya, konsumsi dan kebutuhan air oleh masyarakat, sektor pertanian, dan sektor industri meningkat signifikan.
Pada tahun 2000 tercatat konsumsi baru mencapai 2,7 triliun m3, lalu naik menjadi 3,3 triliun m3 dan 4,6 triliun m3 pada tahun 2010 dan 2020.
Selama periode tahun 2000-2010 terjadi peningkatan konsumsi sebesar 0,62 triliun m3 (23 persen) dan pada periode 2010-2020 terjadi tren kenaikan 1,58 triliun m3 (48 persen).
Fenomena menurunnya ketersediaan air tersebut bukan hanya terbatas pada satu bagian DAS Citarum, tetapi terjadi di ketiga sub-DAS. Sepanjang 2000-2010, pasokan air di hulu, tengah, dan hilir DAS Citarum menurun, masing-masing sebesar 15,44 persen, 17,42 persej, dan 21,63 persen.
Sedangkan pada periode 2010-2020 pasokan air di daerah hulu, tengah, dan hilir menurun, masing-masing sebesar 10,09 persen, 11,66 persen, dan 24,61 persen.
Pasokan menurun
Jumlah pasokan air yang menurun tersebut ternyata tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, seperti pergantian musim hujan dan kemarau atau pola musim normal, bawah normal, dan atas normal, tetapi juga oleh faktor sosial.
Berdasarkan hasil simulasi, perubahan curah hujan memberikan dampak sebesar 14,06–27,53 persen terhadap ketersediaan air, perubahan faktor evapotranspirasi sebesar 10,97–23,86 persen dan faktor perubahan penutup lahan memberi kontribusi sebesar 10,29–12,96 persen.
Pertumbuhan jumlah penduduk dan industri ternyata juga meningkatkan kebutuhan air di wilayah tersebut.
Telaah - Pasokan air DAS Citarum dari masa ke masa
Senin, 18 September 2023 10:00 WIB