"Ini salmonela ini menyebabkan penyakit typus. Jadi gejalanya seperti yang tergambarkan di pasien (keracunan). Ada mual, muntah, diare, nyeri perut ada demamnya," ucap Dwihadi.
Terkait korban keracunan, menurut dia, dari 364 orang yang mengalami keracunan, menyisakan satu orang yang masih dirawat, sedangkan sisanya sudah dipulangkan karena sudah dinyatakan sembuh.
"Pasien yang dirawat hanya menyisakan satu orang di ICU, dia memiliki penyakit penyerta," ucap Mulyati.
Saat ini, kata Mulyati, pihak Dinkes Cimahi sedang menyusun tim verifikasi untuk pembayaran tagihan perawatan korban keracunan massal ke rumah sakit yang ditunjuk Pemerintah Kota Cimahi.
"Sehingga ketika nanti ada penagihan dari rumah sakit, kita verifikasi dokumennya terlebih dahulu. Mulai dari identitas korban, "billing", dan lain-lain akan dicek dulu. Kalau semua dokumen sudah aman, baru dibayarkan ke rumah sakit," kata Mulyati.
Sejak kejadian keracunan massal muncul pada 23 Juli 2023, Mulyati mengaku pihaknya sudah mengajukan anggaran belanja tidak terduga (BTT) sebanyak tujuh kali.
"Pengajuan BTT sejak hari pertama kejadian itu sudah tujuh kali. Nilai yang kita siapkan sekarang belum bisa disebutkan ya, karena kita masih harus verifikasi berapa sih nilai yang harus dibayarkan ke rumah sakit," ujar Mulyati.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Cimahi minta pengolahan makanan secara higienis antisipasi keracunan
Pemkot Cimahi minta katering olah makanan secara higienis cegah keracunan
Rabu, 2 Agustus 2023 21:25 WIB