Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyatakan tidak adanya persiapan pasangan dalam membangun keluarga telah memicu seorang ibu rumah tangga di Bekasi, Jawa Barat tega menjual bayinya.
“Menurut saya itu hanya fenomena dari ketidaksiapan (pasangan dalam membangun sebuah keluarga). Akhirnya peristiwa itu terjadi,” kata Hasto di Jakarta, Jumat.
Hasto menduga, penyebab kasus bayi yang dijual tersebut dikarenakan keluarga yang bersangkutan belum siap secara mental kedewasaan dan belum mencapai kondisi ekonomi yang stabil. Hal itu dibuktikan dari sang ibu yang terlilit hutang hingga puluhan juta.
Penyebab lain yang membuatnya memilih untuk menjual sang anak bisa dipicu oleh tidak adanya perencanaan yang matang dalam membangun keluarga. Sehingga kemungkinan anak tersebut menjadi bagian dari anak yang tidak keluarganya rencanakan, akibat keluarga belum menyadari betul bahwa anak amat berharga untuk dijaga.
“Keluarga berencana itu bukan berarti kita harus pasang kontrasepsi, bukan. Tapi keluarga berencana itu keluarga yang direncanakan, jadi (sejak mau) hamil pun direncanakan. Tapi sekarang? masih ada kehamilan yang tidak dikehendaki atau unwanted pregnancy, di kita masih lebih dari 10 persen, sehingga ada kejadiannya seperti itu,” ujar Hasto.
Hasto mengaku, jika permasalahan ini pun masih menjadi tantangan bagi pemerintah dalam membangun keluarga Indonesia yang sejahtera.
“Ini sebetulnya sama, itu satu masalah soal kehamilan yang tidak dikehendaki. Kemudian ada extramarital pregnancy (hamil di luar nikah), itu hulu-hulunya di sana semua,” kata Hasto.
Sebagai bentuk upaya menciptakan keluarga yang berencana, BKKBN saat ini telah memasifkan edukasi dan sosialisasi terkait persiapan menikah melalui media sosial dan memberikan pendampingan pada calon pengantin melalui tim pendamping keluarga (TPK).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN: Tak ada rencana bangun keluarga picu kasus jual bayi di Bekasi