Saat ditemui dalam acara konferensi pers “Pertunjukan Teater ‘Ariyah Dari Jembatan Ancol’,” Kamis, Chelsea sempat menitikkan air mata ketika menceritakan pengalamannya tersebut. Meski sempat berakting dalam beberapa judul pementasan teater, dia belum memainkan peran di kancah teater selama beberapa waktu ke belakang.
“Aku ingin berterima kasih pada Teh Happy dan seluruh keluarga Titimangsa yang sudah mempercayakan aku untuk bermain teater kembali,” kata Chelsea.
Ia pun menceritakan adanya pergolakan batin saat ditawari peran Ariyah dalam pertunjukan teater tersebut. Terlepas dari perannya di film dan sinema lainnya, pertunjukan teater akan selalu memiliki tempat tersendiri baginya dan memutuskan untuk menerima tawaran tersebut.
Menurutnya, kembali tampil di pentas teater adalah hal luar biasa dan membawa dirinya kembali berkarya. Ia pun rajin berlatih untuk pertunjukan teater yang akan hadir pada 27 - 28 Juli 2023 mendatang di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Dalam pertunjukan teater “Ariyah Dari Jembatan Ancol,” Chelsea menjelaskan karakternya sebagai Ariyah akan menampilkan dua lini masa berbeda, yakni Ariyah di masa lampau (1817) dan Ariyah masa kini (2023). Alur cerita dalam pertunjukan tersebut pun akan ditampilkan berbeda dari variasi legenda urban yang banyak beredar saat ini.
“Konsepnya beda banget dan dari penceritaan, teknis, set, semua properti dari teater ini baru. Jadi, kita ingin menampilkan sesuatu yang baru di teater horor,” kata Chelsea.
Pertunjukan teater “Ariyah Dari Jembatan Ancol” diperankan oleh Chelsea Islan (Ariyah), Mikha Tambayong (Yulia), Ario Bayu (Tambas/Mintarjo Sasongko), Gusty Pratama (Karim/Yudha), Lucky Moniaga (Biqi/Bardi), Derry Oktami (Surya/Cakil), dan deretan bintang lainnya. Naskah pertunjukan teater “Ariyah Dari Jembatan Ancol” ditulis oleh Kurnia Effendi serta disutradarai oleh Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga.
Diproduseri Happy Salma
Pertunjukan teater “Ariyah Dari Jembatan Ancol” akan segera hadir pada 27 - 28 Juli 2023 mendatang di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki dengan mengadaptasi cerita legenda urban dari “Si Manis Jembatan Ancol.”
Menariknya, pertunjukan teater “Ariyah Dari Jembatan Ancol” tersebut akan mengangkat sudut pandang lain dari penceritaan Ariyah yang selama ini sudah banyak disajikan dengan beragam versi. Selain unsur horor, pertunjukan tersebut akan menghadirkan unsur sastra yang kuat sebagai ungkapan peristiwa di dalamnya.
Pertunjukan ‘Ariyah Dari Jembatan Ancol’ adalah pertunjukan yang cukup berani dan kritis dari kami. Sebetulnya, yang dianggap hantu itu merupakan representasi perasaan manusia yang mungkin tidak tersampaikan,” kata Happy Salma selalu produser pertunjukan teater tersebut.
Pertunjukan ‘Ariyah Dari Jembatan Ancol’ adalah pertunjukan yang cukup berani dan kritis dari kami. Sebetulnya, yang dianggap hantu itu merupakan representasi perasaan manusia yang mungkin tidak tersampaikan,” kata Happy Salma selalu produser pertunjukan teater tersebut.
Happy menjelaskan ide awal pertunjukan teater tersebut dimulai saat dirinya bersama Titimangsa, yakni wadah sastra yang didirikan oleh dirinya bersama Yulia Evina Bhara, melakukan riset mengenai legenda hantu-hantu di Indonesia. Mereka pun merasa alih wahana kisah Ariyah akan memberikan pengalaman menarik ketika dipentaskan secara langsung di atas panggung teater.
Menurutnya, pertunjukan teater dengan cerita horor tersebut tidak hanya memberikan pengalaman batiniah saja, tetapi juga beragam sensasi yang akan dirasakan secara langsung di panggung teater. Lebih dari itu, pertunjukan teater “Ariyah Dari Jembatan Ancol” akan menampilkan perspektif sejarah yang ada di Indonesia melalui cerminan psikologis dan sosiologis masyarakat di sekitarnya.
Menurutnya, pertunjukan teater dengan cerita horor tersebut tidak hanya memberikan pengalaman batiniah saja, tetapi juga beragam sensasi yang akan dirasakan secara langsung di panggung teater. Lebih dari itu, pertunjukan teater “Ariyah Dari Jembatan Ancol” akan menampilkan perspektif sejarah yang ada di Indonesia melalui cerminan psikologis dan sosiologis masyarakat di sekitarnya.
Sementara itu, pertunjukan teater “Ariyah Dari Jembatan Ancol” mengambil latar waktu di tahun 1817 dan 2023 serta disutradarai oleh dua sutradara, yakni Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga. Cerita akan berporos pada karakter Ariyah (Chelsea Islan), yakni seorang wanita yang menjadi jaminan utang ibunya kepada Juragan Tambas (Ario Bayu).
Namun, keluarga Ariyah tidak dapat membayar utang tersebut dan membuat Ariyah terpaksa menjadi istri muda Juragan Tambas. Hal tersebut ditentang oleh kekasih Ariyah, Karim (Gusty Pratama) yang berujung pada kematian Ariyah dan Karim. Setelah tewas, mayat Ariyah dibuang dari Jembatan Ancol, sementara mayat Karim tidak diketahui keberadaannya.
Namun, keluarga Ariyah tidak dapat membayar utang tersebut dan membuat Ariyah terpaksa menjadi istri muda Juragan Tambas. Hal tersebut ditentang oleh kekasih Ariyah, Karim (Gusty Pratama) yang berujung pada kematian Ariyah dan Karim. Setelah tewas, mayat Ariyah dibuang dari Jembatan Ancol, sementara mayat Karim tidak diketahui keberadaannya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Chelsea Islan terharu dapat berakting di pertunjukan teater terbarunya