Jika ada laporan kesulitan air bersih, kata dia, maka secepatnya didistribusikan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, begitu juga melakukan upaya mengurangi risiko besar untuk areal pertanian yang terdampak kemarau.
Baca juga: Disparbud Garut: Pelaku wisata terapkan Sapta Pesona tarik pengunjung
"Tentunya kami tetap siaga, tiap daerah atau kecamatan akan menginformasikan apabila ada kekeringan, ada puso, maka kita koordinasi dengan Dinas Pertanian untuk mengatasinya," kata Satria.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga menambahkan, selama ini pihaknya belum mendapatkan laporan lahan pertanian yang puso, hanya ada lahan berpotensi kekeringan seluas 57 hektare.
Upaya mengatasi lahan kekeringan, kata dia, salah satunya melakukan pompa air dari sumber air yang masih tersedia cukup ke lahan pertanian yang membutuhkan air untuk menyelamatkan tanaman.
"Kalau yang puso sampai sekarang belum, baru berpotensi kering ada 57 hektaran, dan kita sudah melakukan gerakan, ada brigade mesin pertanian," demikian Beni Yoga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Siagakan petugas, BPBD Garut waspadai puncak dampak kemarau Agustus