Garut, Jabar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mewaspadai puncak dampak kemarau yang diprediksi terjadi awal Agustus 2023 dengan menyiagakan petugas untuk gerak cepat menangani masalah daerah yang dilanda kekeringan, terutama masyarakat yang kesulitan air bersih.
"Kita pemerintah daerah sudah diwanti-wanti bulan Agustus kemarau panjang, untuk itu kita melakukan langkah untuk selalu siap siaga," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi saat dihubungi di Garut, Jumat.
Baca juga: Bupati Garut: Kurban untuk berbagi kebahagiaan masyarakat
Ia menjelaskan BPBD Garut sudah melakukan persiapan dengan sudah dibentuknya tim Unit Reaksi Cepat (URC) Garut untuk menanggulangi dampak bencana alam, termasuk masalah bencana kekeringan.
Kabupaten Garut, kata dia, berdasarkan laporan dari BMKG akan terjadi kemarau panjang yang bisa menyebabkan kekeringan pada Agustus 2023, sehingga pemerintah daerah untuk mewaspadainya dengan melakukan persiapan penanganannya.
"Prediksi puncaknya akan berawal Agustus karena hitungan meteorologi sekarang masih ada hujan, meskipun relatif kecil," katanya.
Ia menyampaikan selama ini meski sudah masuk bulan musim kemarau, tapi masih ada hujan dengan intensitas rendah di sejumlah daerah Garut, sehingga tidak menyebabkan kekeringan ekstrem.
BPBD Garut, kata dia, selama ini belum mendapatkan laporan dari masyarakat yang kesulitan air bersih, begitu juga kondisi lahan pertanian yang puso.
"Karena masih turun hujan, jadi sampai saat ini belum ada laporan yang kekeringan, atau pertanian yang puso," katanya
Ia menyebutkan daerah yang perlu diwaspadai terjadi kekeringan pada musim kemarau yaitu bagian utara Garut seperti Kecamatan Cibatu dan kecamatan sekitarnya, kemudian sejumlah daerah selatan Garut.