Cirebon (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, Jawa Barat, menggelar pangan murah, terutama kebutuhan pokok, dalam rangka mengantisipasi inflasi di daerah.
"Komoditas yang kami sediakan pada gerakan pangan murah sangat beragam, dan rerata harganya di bawah pasar," kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPPP Kota Cirebon Elmi Masruroh di Cirebon, Senin.
Elmi mengatakan terdapat sejumlah kebutuhan pokok yang dijual pada saat gelar pangan murah, seperti beras, telur, daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, minyak, dan lain sebagainya.
Ia menjelaskan untuk kebutuhan pokok yang paling laku yaitu telur dan beras, bahkan setelah dibuka secara resmi masyarakat langsung memadati tenda penjualan telur.
Selain itu lanjut Elmi, untuk harga kebutuhan pokok yang dijual pada gerakan pangan murah lebih rendah dibandingkan dengan di pasar, seperti harga beras medium dijual Rp45 ribu per lima kilogram atau Rp9.000 per kilogram.
"Sedangkan harga telur dijual Rp25 ribu per kilogram, jika dibandingkan di pasar tentu lebih murah, bahkan selisihnya mencapai Rp5.000 per kilogram, karena di pasar dijual Rp30 ribu," tuturnya.
Begitu juga harga kebutuhan pokok lain, kata Elmi, dijual dengan lebih murah seperti gula pasar, cabai, bawang, dan lainnya di mana rerata untuk selisihnya bisa mencapai Rp2.000 sampai Rp5.000.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon Hestu Wibowo mengatakan gerakan pangan murah ini tentu diharapkan dapat terus menekan laju inflasi di Kota Cirebon.
Mengingat saat ini sejumlah komoditas pokok sedang mengalami kenaikan, meskipun di Kota Cirebon yang paling besar menyumbang inflasi itu di komoditas holtikultura, seperti bawang merah, cabai, dan lainnya.
"Setiap ada peringatan hari besar keagamaan pasti ada gejolak harga, untuk itu dengan adanya pangan murah diharapkan dapat menekan laju inflasi," katanya.