Jakarta (ANTARA) - Analis ICDX Revandra Aritama menganggap sentimen pasar terkait rupiah vs dolar AS masih menunggu hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
"Banyak kabar yang menyebut potensi The
Fed untuk menahan nilai suku bunga cukup besar mengingat nilai suku bunga saat ini cukup tinggi dan kondisi ekonomi internal AS yang dikabarkan kurang baik. Jika benar hasil rapat FOMC menahan nilai suku bunga, maka rupiah memiliki peluang untuk menguat cukup besar mengingat faktor fundamental ekonomi Indonesia cukup baik," kata Revandra ketika ditanya Antara, Jakarta, Selasa.
Gubernur Bank Indonesia (BI) disebut juga telah menyebutkan faktor yang menyebabkan peluang rupiah menguat cukup besar, yaitu pertumbuhan ekonomi tanah air yang tinggi, inflasi yang terkendali, pembayaran cadangan devisa yang relatif rendah, dan imbal hasil obligasi dan aset keuangan yang menarik.
Sebelumnya, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan rupiah mungkin berbalik menguat terhadap dolar AS hari in, tapi masih di fase konsolidasi karena ada peluang besar The Fed akan mengumumkan jeda menaikkan suku bunga acuannya di pertemuan Kamis (14/6) dinihari nanti.
"Naiknya ekspektasi ini karena pelaku pasar memperkirakan data inflasi konsumen bulan Mei 2023 yang akan dirilis malam ini, akan menunjukkan penurunan ke angka 4,1 persen dari sebelumnya 4,9 persen. Dengan menurunnya inflasi ini, artinya tekanan untuk menaikkan suku bunga acuan untuk menurunkan inflasi berkurang," ujar Aris.
Sentimen pasar terhadap rupiah masih tunggu hasil rapat FOMC
Selasa, 13 Juni 2023 16:01 WIB